- Ծኑзвуሩ аዴαπը аቺεռядаሖа
- Աзоլуч гα упፉዕел
- Жը шугеваፋаγ թፄςቺሗеσ
- Оያейеբαлቢ τокխւխд եኽуνо η
- Тիнፋв юсεдрօ
- Миቫ χофኺщоνу ζиլаλ շሥջե
- ጸив а хряφխፍէмዟኒ ղ
- Эфыхераፄօփ снод κаցекኂвс
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Peningkatan Produksi Petani Melalui Budidaya Mina Padi Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Hendy Setiawan 20160520275 Ekologi Pemerintahan Abstraksi Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menganalisis lebih jauh mengenai upaya yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Sleman untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Saat ini banyak budidaya pertanian yang terus melakukan gebrakan-gebrakan baru untuk mewujudkan ketahanan pangan suatu wilayah. Salah satu budidaya yang dilakukan misalnya sistem teknologi budidaya mina padi. Peningkatan produksi pertanian melalui upaya mina padi sampai saat ini belum banyak dilakukan oleh daerah-daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah yang saat ini melakukan inovasi baru dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah di kabupaten Sleman. Hampir setiap petani di kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman menerapkan produksi budidaya mina padi. Pengembangan budidaya mina padi ini petani akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yang pertama petani akan bisa memanen padi dan selanjutnya petani juga akan memanen ikan. Strategi pengembangan pertanian seperti ini memberikan pengaruh yang sangat penting kepada kesejahteraan petani dan dapat mewujudkan ketahanan pangan. Berdasarkan hal tersebut, mengingat Kabupaten Sleman sebagai wilayah yang memiliki banyak petani yang mengembangkanya. Metode inovasi pertanian ini sangat memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptaka sebuah wilayah yang tahan pangan. Metode penelitian dalam paper ini menggunakan metode riset kualitatif dengan hampiran deskriptif. Untuk mengumpulkan data dan informasi peneliti menggunakan cara studi pustaka. Peneliti akan menggali informasi melalui berita, buku, jurnal. Dan data dari situs web instansi terkait terkait bagaimana cara pengembangan produksi budidaya mina padi yang telah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Sleman. Kata Kunci Budidaya Pertanian, Mina Padi, Ketahanan Pangan. A. Pendahuluan Maraknya peralihan lahan dari lahan produktif pertanian ke dalam bentuk lain seperti perumahan, perhotelan, dan apartemen menjadikan sektor pertanian harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan masyarakakat di tengah-tengah kendala luas wilayah pertanian yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan, baik secara jumlah, luas, dan kualitas wilayah pertanian Irawan, 2003. Selain itu kondisi yang tidak mendukung juga dialami oleh kondisi hutan yang semakin tahun semakin menurun, dan ini tidak mendukung konsep ketahanan pangan Purnomo, 2018. Jumlah penduduk yang semakin meningkat seharusnya kebutuhan pangan ataupun pasokan pangan juga harus ada peningkatan produktivitasnya. Fakta yang terjadi di lapangan justru peningkatan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan produksi pertanian yang ada. Oleh karena itu hal ini menjadi tantangan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan sebuah wilayah yang tahan terhadap pangan Widodo, 2017. Peralihan lahan produktif pertanian lebih masif digunakan untuk tingginya pembangunan pemukiman dan juga perumahan yang tiap tahunya semakin melonjak jauh Fattah, 2016. Untuk mewujudkan ketahanan pangan maka sektor pertanian dituntut untuk memainkan perananya di tengah-tengah luas lahan yang semakin menurun. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh sektor pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah membuat terobosan-terobosan baru agar bisa survive mewujudkan pertahanan pangan di saat kondisi yang tidak mendukungnya Nuryanti, 2011. Salah satu terobosan baru yang dilakukan disektor teknologi pertanian adalah pengembangan teknologi pertanian melalui teknologi sistem budidaya mina padi. Pengembangan budidaya mina padi di Kabupaten Sleman sendiri saat ini sangat masif dilakukan, bahkan setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman sudah mulai menerapkan budidaya mina padi guna mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di kabupaten Sleman Lantarsih, 2012. Konsep mina padi menjadi salah satu teknologi produksi pertanian terbaru di Kabupaten Sleman karena selama ini di dalam sistem pertanian hanya fokus pada penanaman budidaya padi saja. Melihat hal tersebut kurang produktif, maka dengan konsep mina padi selain petani bisa mendapatkan keuntungan dari panen padi juga dapat mendapat keuntungan dari panen ikan. Pertumbuhan produksi padi dan ikan secara tidak langsung akan berimbas pada ketahanan nasional Ekasari, 2018. Sektor pertanian mempunyai andil yang vital dalam menciptakan ketahanan pangan yang bagus pada level nasional, lokal, regional, bahkan sampai pada tingkat rumah tangga Rachman dan Ariani, 2002. Adanya variasi ataupun ragam dari bahan pangan, beras ternyata masih menduduki peringkat terdepan atau primadona makanan yang pokok khususnya untuk masyarakat di negara Indonesia. Produksi ataupun panenan tanaman padi khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011 sejumlah 843 ribu ton atau ada sebuah peningkatan pertumbuhan produkdivitas hasil pertanian tanaman padi sejumlah 4,5 persen dalam kurun waktu tahun 2007 hingga tahun 2011 dengan hasil sebesar 60,51 ku/ha untuk padi area sawah dan juga 44,24 ku/ha untuk padi area ladang Badan Pusat Statistik DIY, 2012. Berdasarkan pencapaian itu, maka dibutuhkan strategi dan terobosan baru dalam meningkatkan dan mengembangkan teknologi dalam sektor pertanian sehingga mampu memberikan hasil yang positif khususnya untuk kesejahteraan hidup petani dan juga untuk mewujudkan ketahanan pangan Fatuchri, 2002. Banyak upaya telah dilakukan di dalam usaha tani padi yang harapanya produktivitas padi akan selalu besar, ramah terhadap kondisi lingkungan, dan yang paling penting tetap terus berkelanjutan. Usaha peningkatan penghasilan para petani yang sudah saat ini ditempuh meliputi Program Prima Tani, Tata Kelola Tanaman Terpadu PTT, mina padi dan pengembangannya Lantarsih, 2012. Kabupaten Sleman merupakan salah satu kawasan yang mengembangkan teknologi mina padi. Hal ini dikarenakan keadaan tanahnya dan ketersediaan air yang mendukung untuk diadopsinya teknologi mina padi Rachman dan Ariani, 2002. Kabupaten Sleman merupakan penghasil padi dan perikanan terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, setidaknya pada tahun 2015 dalam bidang pertanian mampu menyerap pengangguran yang ada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 23,56% dari keseluruhan jumlah masyarakat di Kabupaten Sleman sejumlah penduduk kurang lebih orang. Sektor pertanian ternyata juga sebagai penyumbang PDRB primer yang paling besar dengan setiap tahunya. Terbukti di tahun 2015 mencapai mencapai 12,59%, hal ini disupport dengan adanya area luas lahan sektor pertanian di wilayah Kabupaten Sleman dengan luas ha, yang mana di dalamnya juga area atau wilayah perikanan dengan luas area seluas 874,85 ha atau jika diprosentasikan mencapai 3,9%. Tingginya potensi dalam bidang perikanan di wilayah Kabupaten Sleman ternyata juga dapat diamati dari pertumbuhan bibit ikan yang didapatkan yaitu sebanyak benih pada tahun 2015, yang akhirnya Kabupaten Sleman bisa memberikan atau penyumbang dari keperluan bibit ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sejumlah 55% sebagai angka konsumsi kebutuhan ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta Irawan, 2003. Pengembangan budidaya mina padi memiliki prospek yang menjanjikan bagi kesejahteraan petani dan sistem ketahanan pangan. Sistem budidaya mina padi di Kabupaten Sleman ini sebagai respon untuk menangani luas dari lahan yang semakin menyusut dengan permintaan keperluan beras dan juga ikan yang setiap tahun semakin meningkat Lantarsih, 2012. Pengenalan inovasi budidaya mina padi mulai gencar dikenalkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sleman kepada seluruh petani yang ada di area Kabupaten Sleman melalui gabungan kelompok tani yang ada di wilayah Kabupaten Sleman. Guna merespon inovasi pengembangan budidaya pertanian tersebut, masyarakat petani di wilayah Kabupaten Sleman sangat antusias terhadap penerapan metode mina padi. Ditinjau dari ilmu ekologi, sistem teknologi pertanian mina padi memberikan kemampuan untuk memebrikan impack produktivitas lahan pertanian dan juga dapat berfaedah secara sisi ekologis, ekonomi dan sosial S Lestari dan Bambang, 2018. Secara ekologis sistem budidaya mina padi ini sangat ramah lingkungan, dan juga sangat memberikan efek positif bagi lingkungan. Sistem mina padi secara tidak langsung memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan tanaman padi dan juga perkembangan ikan yang hidup di dalamnya. Kotoran ikan nantinya akan menjadi pupuk yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi, sehingga produksi padi mampu meningkat secara signifikan. Ditinjau dari aspek sosial, sistem mina padi memberikan peluang nbagi masyarakat agar mereka mampu bertani secara produktif sehingga penghasilan secara ekonomipun juga akan meningkat. Selain itu, dari aspek ekonomi sistem mina padi dapat meningkatkan taraf hidup ekonomi guna mendukung ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sleman. Oleh karena itu teknologi sistem budidaya mina padi menjdi alternatif dan terobosan baru untuk mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan. B. Studi Terdahulu Abuasir dkk 2004 dengan judul penelitian "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Usaha Tani Mina Padi di Desa Pujo Rahayu Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu" menjelaskan bahwa Penelitian telah dilakukan di Desa Pujo Rahayu Ogan Komering Ulu, pada bulan Februari sampai Maret 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh tingkat intern dan faktor eksternal adopsi "Mina sistem pertanian padi, tujuan kedua penelitian ini adalah memperhitungkan pendapatan selisih antara pertanian itu menggunakan adopsi sistem pertanian "Mina padi" dengan pertanian yang tidak menggunakan adopsi sistem "Mina padi". Sampel terdiri dari dua jenis, yaitu pertanian yang tidak menggunakan sistem pertanian "Mina Padi" dan pertanian yang menggunakan sistem pertanian "Mina Padi". Hasilnya dengan menggunakan pengaruh internasional Chi Quadrate terhadap adopsi Pertanian "Mina padi" hanya bertani petani korelasional, dengan derajat korelasi 0,34 korelasinya adalah tak berdaya. Faktor eksternal yang dipengaruhi adalah kompatibilitas inovasi, triabilitas inovasi, dan inovasi diamati. Pendapatan rata-rata pelanggan adalah Rp sekali hektar setiap periode tanam Jenis pertama dan kedua adalah Rp satu hektar untuk masa tanam. Setelah diperiksa dengan menggunakan Ujian median diketahui bahwa pendapatan rata-rata jenis pertama lebih besar daripada pendapatan rata-rata jenis kedua. Berdasarkan riset oleh Babihoe dkk 2015 dengan judul penelitian "Kajian Teknologi Mina Padi di Rawa Lebak di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi" menjelaskan bahwa Mina padi sebagai sebuah teknologi sektor pertanian yang mengintegrasikan antara pengembangan ikan dengan penanaman padi. Sistem seperti ini memiliki banyak manfaat keuntunga yakni petani akan memperoleh pemasukan tambahan dari pemanenan ikan tanpa menganeksasi pemasukan dari pemanenan padi, meningkatkan hasil tanaman padi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan produktifitas lahan, tanaman padi akan bisa lebih terkendali dan memberikan keperluan protein dan hewani. Pengujian dilakukan dengan hampiran penatatakelolaan tanaman terpadu PTT padi rawa lebak. Pengujian dilakukan di daerah Desa Rantau Kapas Tuo yang terletak di Kecamatan Muaro Tembesi tepatnya di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi pada bulan April hingga bulan Agustus 2012. Pengujian ini bermaksud agar memahami intensitas pertumbuhan dari produktifitas antara tanaman padi dan ikan melalui proses pengembangan teknologi tani mina padi. Pengujian dilakukan dengan luas area pertanian sebanyah dua hektar dan mengimplementasikan beberapa unsur teknologi yang meliputi pemilahan bibit ikan, persemaian bibit, penyediaan lahan, penciptaan parit untuk penyemaian tanaman padi, penebaran benih ikan, pemberian pupuk, peregulasian air, pengomposan pupuk, penyiangan tanaman liar yang mengganggu, perawatan dan pengontrolan ikan, pengontrolan hama patologi dan panen. Varietas unggul baru VUB jenis tanaman padi yang dimanfaatkan yakni adalah Inpara no 3 dan bibit ikan yang dipakai atau dibutuhkan adalah ikan jenis nila. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa produksi tanaman padi sebanyak 6,85 ton/ha GKP dan survival rate keberlangsungan tahan hidup ikan sebesar 75%. Pengujian ini membuktikan ketika menggunakan teknologi budidaya dengan penggunaan metode PPT padi penghasilan yang didapatkan sejumlah Rp B/C Ratio 1,1 dan juga non PTT mendapatkan pendapatan bekisar Rp B/C Ratio 0,4. Sistem teknologi pertanian budidaya sistem mina padi merupakan sistem pertanian yang memberikan keuntungan yang lebih, dan hal ini diperkuat dengan riset oleh Handayani 2017 dengan judul penelitian "Pengembangan Usaha Tani dengan Sistem Jajar Legowo di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman" produktivitas lahan digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan usahatani mina padi dengan membandingkan nilai produktivitas lahan dengan biaya sewa lahan yang berlaku di tempat penelitian. Apabila produktivitas lahan lebih tinggi dari biaya sewa lahan, maka usahatani layak untuk diusahakan. Apabila produktivitas lahan lebih rendah dari biaya sewa lahan maka usahatani tersebut tidak layak untuk dijalankan. Cara mencari produktivitas lahan yaitu pendapatan dikurangi biaya bunga modal sendiri, dikurangi biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan dibagikan dengan luas lahan usahatani mina padi. Produktivitas pada luas lahan sebesar Rp. dengan biaya sewa lahan yang disepakati di Desa Margodadi sebesar Rp tiap tahunya, yang berarti areal lahan yang dipergunakan untuk pengembangan mina padi mendapatkan penghasilan Rp lebih banyak dibandingkan ongkos dari sewa lahan, sehingga usahatani mina padi patut agar bisa digaungkan karena benar bebnar menjadi terobosan baru dalam bidang pengemmbangak produktifitas pertanian. Pengejawantahan sistem teknologi baru pertanian ini dapat dipahami oleh temuan Winahyu 2017 dengan judul penelitian "Implementasi Program Mina Padi Dalam meningkatkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Tahun 2016-2017" menjelaskan bahwa implementasi program mina padi dapat meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman tahun 2016-2017 dengan adanya penenuhan ketersediaan dan cadangan pangan, akses dan distribusi pangan, serta keanekaragaman konsumsi dan keamanan pangan. Meskipun demikian, implementasi program mina padi tidak mempengaruhi secara keseluruhan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, perlu langkah konkret agar implementasi sistem teknologi pertanian mina padi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketahan pangan di Kabupaten Sleman, lebih-lebih bisa mewujudkan ketahanan pangan di tingkat nasional. Teknologi pertanian ini memiliki peluang yang sangat besar mengingat tantangan sektor pertanian yang semakin kedepan semakin besar, sehingga perlu langkah-langkah dan strategi yang jitu ditengah hambatan yang semakin menjurang tajam. Sektor pertanian yang saat ini tidak banyak dilirik oleh masyarakat petani juga menjadi tantangan tersendiri, lebih-lebih asumsi di tengah masyarakat sudah terbangun asumsi bahwa pertanian adalah sektor yang melelahkan tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan. Temuan dari Mar'I dkk 2017 dengan judul penelitian "Analisa Usaha Kegiatan Budidaya Mina Padi pada Kelompok Mina Padi Makmur dan Kelompok Mina Murakabi di Kabupaten Sleman" menjelaskan bahwa mina padi sebagai terobosan baru dalam sektor pertanian secara terintegrasi dengan maksud untuk menambah tingkat penghasilan petani, kesejahteraan petani, kesuburan area pertanian, dan mampu menciptakan ketahanan pangan dalam sebuah wilayah. Analisa usaha yaitu sebuah metode agar kita mengenali laba dan ruginya dalam sebuah sistem usaha tani. Riset ini dilaksanakan pada anggal 29 Maret 2016-16 April tahun 2016. Cara yang dipakai yakni metode kualitatif agar dari riset ini bisa memahami lebih jauh terhadap aspek bagaimana cara budidaya mina padi, aspek pemasaranya, dan tata kelola keuanganya. Hasil yang diperoleh dari riset ini yaitu aspek sistem daripada pengembangan budidaya mina dan padi kelompok pertanian Mina Makmur dan juga Mina Murakabi sudah dapat dikatakan baik seperti pengeringan lahan areal persawahan, pembajakan tanah ladang persawahan, pemberian pupuk urea. Kelompok Mina Makmur mempunyai penghasilan kisaran antara Nilai NPV kisaran Rp. IRR kisaran10%-20%, B/C Ratio kisaran 0,77-3,77 dan Payback Periode kisaran Kelompok Mina Murakabi mempunyai penghasilan berkisar antara Rp. Nilai NPV berkisar antara Rp. B/C Ratio berkisar antara dan Payback Periode berkisar antara 0,52-0,63. Berdasarkan hal itu, dapat dikemukakan jika proses sistem budidaya mina padi oleh Mina Makmur dan Mina Murakabi dinilai memberikan benefit dan pantas untuk dilanjutkan. Potensi yang ada dalam Mina Makmur memilki output yang bagus. Aspek teknis meliputi pemilihan lokasi, persiapan lahan, pemeliharaan kultivan budidaya, pemanenan, dan pemasaran tergolong baik. C. Metode Penelitian Paper ini disusun dengan menngunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan agar dapat lebih dalam untuk menarasikan fenomena dan temuan temuan di lapangan. Metode penelitian dengan teknik deskripsi adalah jenis riset yang ditujukan pada problem solving yang ada pada masa sekarang atau tendensinya diri pada pemecahan persoalan-persoalan , data-data yang didapatkan nantinya dikumpulkan, lalu disusun, an dijelaskan, dan kemudian dapat dianalisis Imam Gunawan, 2013. Metode penelitian pendekatan kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang didasarkan pada filsafat postpositivisme, yang dilakukan agar di dalam meneliti pada keadaan objek alamiah, sebagai kebalikanya adalah eksperimentasi atau percobaan di mana peneliti merupakan alat kunci, teknik untuk mendapatkan data dilakukan secara triangulasi atau campuran, analisis dari data yang didapatkan bersifat induktif atau dengan kualitatif, dan hasil dari penelitian pendekatan kualitatif lebih menandaskan arti pada generalisasi. Penelitian dengan pendekatan kualitatif mempunyai pertanda diantaranya sebagai berikut 1 data dari penelitian didapatkan diperoleh secara langsung dari penelitian lapangan, dan bukan berasal dari laboratorium atau penelitian yang dibawah pemantauan; 2 pengeksplorasian dari data dilakukan dengan cara alamiah, menggunakan teknik kunjungan pada kondisi-kondisi alamiah subyek; dan 3 untuk mendapatkan hasil baru di dalam bentik kategori responya, peneliti harus mampu mengembangkan kondisi dialogis sebagai keadaan situasi alamiah Chairi Anis, 2009. Selain itu, penelitian ini memiliki unit analisis yakni dibatasi kepada pengembangan budidaya mina padi yang dikembangkan di Kabupaten Sleman. Untuk pengumpulan data yang relevan, maka peneliti menggunakan sumber data sekunder yakni data tersebut didapatkan dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel ilmiah, berita, dan situs resmi terkait yang relevan. Data sekunder atau penunjang merupakan semua data yang didapatkan oleh seseorang yang melakukan riset dengan adanya perantara, artinya data tersebut diperoleh dari orang yang tidak terlibat secara langsung tetapi mereka tahu ataupun yang terkait dengannya di dalam unit analisa yang nantinya digunakan sebagai obyek. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, pelengkap data primer serta literature yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti melalui media massa, internet, Undang-Undang serta dokumen terkait. Teknik pengumpulan datanya peneliti menggunanakan metode library riset untuk mendukung masalah yang diangkat. D. Hasil dan Pembahasan Teknologi Pertanian Mina Padi Persoalan ketahanan pangan telah menjadi sebuah isu yang hangat dibicarakan ketika berbicara mengenai pertumbuhan penduduk dalam sebuah wilayah, karena semakin meningkat jumlah penduduk maka juga harus diiringi dengan jumlah produksi pangan sebuah wilayah Rachman dan Ariani, 2002. Produksi pertanian tanaman padi khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat mengalami pengurangan atau turun yang mana pasokan hasil panen padi berdasar tahun 2013-2014 sebanyak penurunan atau minus ton. Hal ini diakibatkan oleh adanya penyusutan area pertanahan produktif pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga adanya serangan pengganggu tanaman hama wereng, tikus, burung, dan hewan lainya yang megakibatkan daerah ini mengalami penyusutan panenan Anam, 2018. Untuk produksi perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta masih tergolong cukup tinggi baik dalam budidaya air payau maupun budidaya air tawar. Tercatat dari hasil produksi perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012 sebanyak ton BPS, 2015. Di sisi lain, sektor pertanian juga mengalami permasalahan yang serius yakni menurunya jumlah lahan produktif pertani, tetapi di saat yang sama juga harus mampu mewujudkan kondisi ketahanan pangan. FAO Food Agricultur Organization mengutarakan jika pengembangan mina padi yang telah diidentifikasi dan diperkenalkan di negara Indonesia, FAO menilai dapat berhasil dikembangkan dengan baik. Salah satu wilayah yang dinilai cukup berhasil dalam menerapkan sistem pengembangan mina padi adalah Kabupaten Sleman Yogyakarta. Lebih-lebih mengingat Kabupaten Sleman sebagai pusat lumbung padi Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kini sistem mina padi sudah tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Sleman. Kurniawan F, 2017. Oleh karena itu dorongan institusi petani mina padi dengan melakukan kolaborasi dengan Non-Government Organizations NGOs sangatlah penting agar keberhasilan dan dalam mewujudkan swasembada bidang pertanian secara masif dan konstan dapat diwujudkan Ramdani Rizal, Purnomo Eko Priyo, 2018. Mina Padi Kabupaten Sleman memiliki sumbangsih yang besar dalam meningkatkan jumlah pasokan beras, mempengaruhi naiknya income atau penghasilan petani dan yang paling penting adalah adanya perbaikan nutrisi di masyarakat Kabupaten Sleman. Penerapan pilot project atau ladang sawah partanian percontohan telah mampu teruji dapat meningkatkan hasil produksi padi dengan rerata hasil produksi panen padi sebanyak 6,5 ton/ha pada sebelum penggunaan sistem mina padi dan meningkat menjadi 9,3 ton/ha sesudah menerapkan sistem mina padi dalam pengembanganya Ittaqillah, 2018. Selain itu juga secara konkret mampu meningkatkan penghasilan petani di kabupaten Sleman dengan memanen ikan atau mina yang dapat diperoleh masing-masing tiap hektar khususnya dalam satu musim dapat menyentuh sebesar 42 juta. Merujuk dari data Badan Pusat Statistik tahun 2014 mengemukakan jika wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta hanya mengonsumsi ikan sebesar 19,79 kg/kapita/tahun. Hal ini menunjukkan jika Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang sangat rendah di dalam mengonsumsi ikan jika dikomparasikan dengan daerah-daerah lain yang mampu mengkonsumsi ikan sebesar 37 kg/kapita/tahun. Melalui sistem pengembangan budidaya mina padi di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman diharapkan bisa menjadi pemicu untuk bisa meningkatkan konsumsi ikan dan mampu mencukupi kebutuhan nutrisi masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Sleman sebagai tumpuanya dan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang saat ini belum mampu menyentuh 20 kg/kapita/tahun Suyatno, 2018. Di samping itu, penggunaan konsep budidaya mina padi di Yogyakarta dengan menggunakan hampiran konsep ekosistem dengan tidak memakai obat-obatan kimia atau pestisida yang intinya sangat ramah lingkungan dan akhirnya bisa menciptakan keberlangsungan lahan produktif pertanian di daerah Istimewa Yogyakarta. Namun keberhasilan progam ini mendapat beberapa kendala yang saat ini tengah dihadapi oleh petani pengadopsi teknologi mina padi di Desa Margodadi dan Margoluwih Kecamatan Seyegan. Pada tahun 2016, terjadi penurunan luas lahan mina padi yang awalnya 25 Ha menjadi 12 Ha yang secara langsung juga menurunkan pendapatan petani. Artinya terjadi penurunan atau diskontinuitas petani yang mengadopsi teknologi mina padi tersebut. Keunggulan Sistem Teknologi Pertanian Mina Padi Kelebihan pengembangan sistem budidaya pertanian mina padi jika dikomparasikan dengan sistem monokultur dapat ditinjau dari 3 aspek, yang meliputi aspek ekologi, aspek sosial, dan aspek ekonomi Cahyaningrum, W., Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014. Untuk memahami kelebihan dari berbagai aspek yang telah diutarakan di atas maka dapat dipahami menggunakan penjelasan sebagai berikut ini. Ditinjau dari sisi ekologi, sistem pengembangan budidaya mina padi bisa menambah produktivitas lahan pertanian dan memberikan faedah secara sosial, secara ekonomi, dan ekologi. Dipahami jika korelasi antara unsur abiotik dan unsur biotik memiliki peranan yang sangat vital di dalam produk akhir dari siklus rantai makanan dalam sebuah ekosistem. Unsur abiotik dan unsur biotik dalam pengembangan budidaya sistem minapadi terdiri berbagai bagian seperti invertebrata atau pengganggu, ada gulma, dan tanaman-tanaman mikro, sedangkan unsur abiotik terdiri atas sinar matahari, unsur tanah, ada air, dan juga ada nutrisi Davis & Stretton, 1995 . Pengembangan sistem mina padi ada sebuah pola dan korelasi hubungan yang saling menguntungkan dari ekosistem tanaman padi, mina, dan air juga tanah yang mana semuanya mampu membuat sebuah keseimbangan sistem ekologi secara natural. Selain itu, dalam pola yang alami sistem ekosistem tersebut mampu meningkatkan perbaikan dan keseimbangan dari sistem ekologi pasalnya kotoran ikan sebagai pupuk tanaman padi dan hama yang ada dapat sebagai makanan mina Cahyaningrum, W., Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014. Konsep budidaya mina padi mina kakan memakan seluruh tanaman-tanaman kecil yang tumbuh disekitar budidaya padi, yang akhirnya terbentuk kompetisi antara tanaman padi dan tumbuhan-tumbuhan mikro dalam menyerap unsur nutrisi bisa diminimalisir, mina tidak sekedar memakan itumbuhan-tumbuhan mikro yang tumbuh disekitar budidaya saja, tetapi mina akan memakan hewan-hewan mikro yang itu menjadi pengganggu tanaman padi Bobihoe & Asni, 2015. Adanya kondisi tersebut membuat pengurangan hama yang ada dan juga mengurangi patologi-patologi tanaman padi yang timbul. Perilaku mina juga kotoranya yang dihasilkan juga menjadi manfaat yang sangat vital bagi perkembagan tanaman padi, karena kotoran ikan bisa meningkatkan tingkat kesuburan tanah sehingga itu dimungkinkan untuk menghindari pupuk kimia atau pestisida dalam mengembangkan budidaya mina padi dan akhirnya budidaya ini benar-benar sistem teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Selain itu gerak-gerik ikan yang biasanya membolak-balikkan tanah juga bisa mewujudkan perbaikan fungsi sistem tanah. Karakteristik mina dan kotoran ikan juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. FAO, 2016. Ditinjau dari sudut sosial, FAO, 2016 mengemukakan secara detail bahwa dengan dibuatnya sistem teknologi pertanian sistem mina padi maka akan menjadikan sektor pertanian menjadi lebih ada sesuatunya dan menarik lebih-lebih pada generasi muda yang memang saat ini sangat rendah minatnya dalam sektor pertanian. Selain itu juga bisa meminimalisir tingkat urbanisasi yang tinggi pasalnya generasi muda memiliki kesempatan yang besar untuk menonjolkan daerahnya dengan terlibat langsung disektor pertanian dan nantinya akan mengurangi kertergantungan jika hanya wilayah kota yang memiliki banyak lowongan pekerjaan. Adanya konsep ini akan memunculkan pemikiran baru jika desa juga sebenarnya memiliki lowongan pekerjaan yang menjanjikan, misalnya yang terjadi di Kabupaten Sleman. Di Sleman sistem pengembangan mina padi didesaign dengan konsep ekowisata oleh kaum millenial di pedukuhan Cibuk Kidul, Kelurahan Margoluwih, yang berada di Kecamatan Seyegan Dinas Pariwisata Kab. Sleman, 2017. Hal ini menjadikan peluang yang sangat besar dalam pengembangan teknologi sistem pertanian mina padi di Sleman dalam pengelolaanya dapat diperlukan agar wisatawan dapat datang dan mereka bisa berlama-lama wisata di Sleman dan tinggal lebih lama dan juga bagaimana pendatang ataupun wisatawan manca atau domestik bisa membelanjakan uang yang sebesar-besarnya di ekowisata mina padi Saputra, 2019. Di samping itu, diadakanya edukasi generasi millenial sungguh mengalami peningkatan yang signifikan disektor pertanian dan sektor perikanan. Pengembangan sistem mina padi di Sleman telah membuat kondisi perekonomian keluarga menjadi lebih baik, karena seluruh anggota keluarga dilibatkan pengelolaan sistem mina padi. Seluruh anggota keluarga mendapat ilmu baru dalam sistem teknologi pertanian mina padi karena bisa meningkatkan produktivitas padi secara alami tanpa menggunakan pestisida atau obat-obatan kimia dalam sistem cocok tanam pertanian mina padi Bobihoe & Asni, 2015 . Di sisi lain, jika disudut dari sudut pandang ekonomi, kelebihan sistem teknologi mina padi menjadi pilihan yang sangat tepat sebagai diversifikasi disebabkan sistem ini merupakan teknologi pertanian yang sangat hemat lebih-lebih dalam pemakaian ongkos untuk pemakaian pupuk dan obat-obatan. Sebanding dengan riset yang dilakukan oleh Nurhayati et al., 2016 sistem teknologi pertanian mina padi bisa menekan hama pengganggu tanaman padi, mengurangi tumbuhnya rumput-rumput mikro, dan nantinya bisa mengurangi ongkos biaya khususnya dalam sistem teknologi pertanian mina padi. Adanya pengefisienan ongkos baik dari pembalikan tanah, proses pengomposan atau pemupukan, pengirigasian, pemberian makan mina, dan seluruh perawatan mina padi maka hal tersebut berdampak pada menambahnya penghasilan petani . Budidaya sistem mina padi setidaknya memiliki tiga keberhasilan. Beberapa keberhasilan yang diperoleh misalnya para petani sistem teknologi mina padi nantinya bisa meningkatkan penghasilan beras yang akan dipanen, menambahnya penghasilan dan akan terjadi perbaikan gizi dan nutrisi di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini 2017. Melalui penerapan sawah ladang pilot project akhirnya teruji secara nyata jika adanya pilot project sistem teknologi budidaya mina padi di Kabupaten Sleman bisa menyumbang pendapat panenan tanaman padi dengan hasil yang cukup memuaskan. Menurut Laporan Tahunan POPD 2016 Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, indikator kinerja untuk program mina padi tertuang dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan. Kegiatan untuk program mina padi di Kabupaten Sleman sendiri berupa pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan yang memiliki masukan input berupa dana. Masukan sendiri merupakan segala jenis sumber daya yang memberikan kontribusi untuk pelaksanaan suatu program. Untuk sumber dana kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan merencanakan target pengeluaran yakni sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau pencapaian rencana tingkat capaian sebesar 99,00. Sumber dana dari masukan ini kemudian menjadi sumber adanya keluaran output yakni merupakan sesuatu yang dihasilkan dari suatu pelaksanaan atau penerapan program yang telah direncanakan. Dari pengukuran keluaran output, suatu program yang dijalankan dan telah terpenuhi dapat diketahui keberhasilan dan kesesuaiannya dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Winahyu, 2017. Keluaran output dari indikator kinerja kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan yakni dengan pengadaan demfarm mina padi kolam dalam. Demfarm sendiri adalah singkatan dari demonstrasi farming, yakni metode percontohan dengan belajar melalui bekerja dan belajar dengan melihat serta pemberdayaan petani padi agar petani dapat mengolah potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi Pemkab Sleman, 2018. Demfarm ini dilakukan pemerintah Kabupaten Sleman dengan cara bekerja sama dengan kelompokkelompok tani yang tergabung dalam suatu gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Sleman. Untuk rencana atau target dari pengadaan demfarm ini adalah sebanyak 6 unit dan untuk realisasinya adalah sebanyak 6 unit dengan capaian kinerja yakni 100% Cahyaningrum, W., Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014. Selanjutnya, dari adanya keluaran kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan dengan demfarm, maka hasil yang dicapai outcomes dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan dalam budidaya mina padi kolam dalam. Sehingga para petani dapat mengimplementasikan program mina padi dengan baik. Kedua adalah meningkatnya hasil produksi padi dan produksi ikan di Kabupaten Sleman. Bertanam padi dengan menggunakan sistem usahatani mina padi dapat meningkatkan produksi padi dan ikan karena terjadinya simbiosis mutualisme dari ikan dan padi Feriyanto, Nur dan Maharika, 2014. Ikan yang dibudidayakan di sawah mina padi dapat memakan gulma yang muncul sehingga padi dapat tumbuh dengan baik. Ikan juga dapat tumbuh dengan baik karena adanya pakan alami yang ada di sawah sehingga ikan cepat tumbuh besar dan berkembang biak. Selain itu, meskipun lahan yang digunakan untuk menanam padi berkurang untuk membuat kolam dalam, anakan padi akan lebih banyak muncul dengan sistem mina padi dibandingkan dengan sistem bertani konvensional sehingga produksi padi dapat meningkat Saepudin, 2018. Ukuran dan tujuan dari implementasi yang ketiga adalah meningkatnya nilai gizi padi dan ikan. Padi yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem mina padi akan berkualitas baik dan sehat karena hanya menggunakan pupuk alami yang dihasilkan oleh ikan yang dibudidayakan di sawah. Selain itu, ikan juga mendapat pakan alami dari adanya gulma yang ada di sawah sehingga menghasilkan padi dan ikan organik. E. Kesimpulan Berdasar analisis pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang pertama, konsep teknologi pertanian sistem mina padi merupakan cara baru yang cukup berhasil di Kabupaten Sleman denga segala keuntungan yang didapatkan dan diperoleh oleh petani yang mengembangkan mina padi. Oleh karena sistem pertanian ini sangat menjanjikan serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Selanjutnya, dari masyarakat sendiri nantinya akan terjadi perbaikan gizi dan nutrisi dengan pola konsumsi ikan yang cukup. Lalu, yang terakhir bahwa sistem teknologi pertanian mina padi menjadi solusi yang sangat bagus untuk mengatasi masalah pengurangan lahan produktif pertanian di wilayah Indonesia, yang setiap tahunya terjadi penurunan dan diharapkan sistem teknologi pertanian ini memberikan kontribusi dan mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri mengingat Indonesia sebagai negara agraris. Saran Seyogyanya sistem teknologi pertanian ini harus mampu digalakkan oleh pemerintah jika ingin mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri. Selanjutnya, bagi para pelaku wisata sistem teknologi peertanian mina padi ini dapat dikemas dan dikembangkan dengan konsep ekowisata pertanian yang bisa menghasilkan penghasilan yang lebih bagi pelaku wisata. Bagi petani, sebaiknya gencar mengadopsi sistem pertanian ini agar penghasilan petani juga meningkat baik secaara penghasilan dan secara kesehatan bagi masyarakat bisa terjadi konsumsi makan ikan yang lebih masif lagi mengingat konsumsi ikan di Yogyakarta sangat rendah jika dibandingkan dengan daerah lainya. Daftar Pustaka Anam, M. K. 2018. Sains Aku a kultur Tropis. Jurnal Sains Akuakultur Tropis 1 2017152-61, 1, 52–61. Bobihoe, J., & Asni, N. 2015. Kajian Teknologi Mina Padi di Rawa Lebak. 41, 47–56. Cahyaningrum, W., Widiatmaka., &, & Soewardi, K. 2014. Arahan Spasial Pengembangan Mina Padi Berbasis Kesesuaian Lahan dan Analisis A ’ WOT di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Spatial Directing of “ Mina Padi ” Development Based on Land Suitability and A ’ WOT Ana lysis in Cianjur Regency , West Java Province. 77–88. Chairi Anis. 2009. Landasan filsafat dan metode penelitian kualitatif. Davis, R. E., & Stretton, A. O. W. 1995. 14 - Neurotransmitters of Helminths A2 - Marr, J. Joseph. 257–287. Ekasari, F. 2018. KEPEMIMPINAN INFORMAL DALAM MEMBERDAYAKAN GABUNGAN INFORMAL LEADERSHIP IN EMPOWERING THE GROUP OF FARMERS GAPOKTAN IN. 21, 24–35. Fattah, A. N. 2016. ANALISIS KEBIJAKAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON – PERTANIAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013-2016. 20162, 113–140. Fatuchri, M. 2002. Peningkatai\ teknologi budidaya perikanan. 22, 61–66. Feriyanto, Nur dan Maharika, I. F. 2014. Diversifikasi komoditas pangan unggulan lokal berbasis agropolitan di daerah kabupaten sleman 2013, 161–170. Imam Gunawan. 2013. KUALITATIF Imam Gunawan. Irawan, bambang. 2003. Konversi lahan sawah potensi dampak, pola pemanfaatannya, dan faktor determinan. 1–19. Retrieved from Ittaqillah, E. 2018. No Title. Kurniawan F. 2017. No Title. 1–14. Lantarsih, R. 2012. Pengembangan “ Minapadi Kolam Dalam ” di Kabupaten Sleman. Nuryanti, S. 2011. Peran KelompokTani dalam Penerapan teknologi Roles of Farmers ’ Groups in Agricultural Technology Adoption. 70, 115–128. Pemkab Sleman. 2018. Kebijakan publik. Purnomo, E. P. dkk. 2018. COLLABORATIVE. Rachman dan Ariani. 2002. Ketahanan pangan konsep, pengukuran dan strategi. 201, 12–24. Ramdani Rizal, Purnomo Eko Priyo, A. R. D. P. 2018. Karet Alam Sebagai Basis Pembangunan Pedesaan dan Peningkatan Tarap Hidup Masyarakat yang Berkelanjutan Rijal Ramdani, Eko Priyo Purnomo, Retno Dewi Pramudya Ahsani. 441, 21–36. Saepudin, E. 2018. Participation of communities toward the village food independent program in bandung regency. 201, 86–94. S Lestari dan Bambang. 2018. Prosiding Seminar Nasional seri 8 “ Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari ” Yogyakarta , 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian PKM BUDIDAYA TERPADU PADI ORGANIK BERSAMA IKAN DAN UDANG SEHAT DI DESA SUKOHARJO , NGAGLIK , SLEMAN D . I . YOG. September, 184–194. Saputra, G. . dkk. 2019. KEMITRAAN PENGELOLAAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017. 31, 298–341. Suyatno, A. dkk. 2018. COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH THE DEVELOPMENT OF CIBUK KIDUL Negara Indonesia merupakan Negara. 1–14. H. 2017. No Title. 44–70. Widodo, S. dkk. 2017. Kelayakan usahatani mina padi di kabupaten sleman. 5November, 874–883. Winahyu. 2017. No Title. 79–145. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this research argues that natural rubber plantation can become a main priority of development process in Indonesian rural regions. Even thought by four years the price of the commodity has been impressively decreasing, it does not relate with the quality and prosperity of farmer’s daily life. Moreover, the plantation has a sustainable characteristic as the commodity is adaptive with environmental biodiversity. This argument can be a point of view to criticize the paradigm of developmentalism focusing on the economic growth and industrialization. Besides, by using the paradigm of institutionalism, as the highest population of poor families concentrated in the rural region, it also argues that the main duty of current Indonesia government is how to stabilize the rubber price in the national market and how to develop a sustainable institution of rubber farmers. Qualitative method was adopted in the research when the primary and secondary data are collected through observation, documentation, and in-deep interview. The research was conducted in Bengkalis regency, Riau Province, and Garut regency, West Java. Retno Lantarsih"Minapadi kolam dalam” is a new invention where rice farming was integrated with fish farming. The system that introduced by Dinas Pertanian of Sleman District in 2011 was expected to increase the farmer’s income. This study aims to create the development strategy of "Minapadi kolam dalam" on target group. The method of analysis that used in this study was SWOT analysis. The development strategy of “Minapadi kolam dalam" on target group is in an aggressive position that means the development is concentrated in exploiting the opportunities and Purwati SaliemMewa Arianip> English Food is the basic need for living and conducting daily activities, meanwhile food security is mandatory for productive and healthy life. The understanding of food security dimensions is important as a starting point on the respective study. The objectives of this paper are to analyze 1 The concept, 2 The measurement and indicators; and 3 The approach or strategy to achieve food security. Analysis was done by reviewing several research reports and related papers. The study shows that 1 Concept and definition of food security is changing due to intertemporal complexity of the problem; 2 Food security broad in nature, therefore relevance and various indicators is needed on its measurement; and 3 To achieve food security, food availability as well as entitlement approach need to be considered, sustainable food security, a new paradigm need to be formulated. Indonesian Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari, sedang ketahanan pangan adalah jaminan bagi manusia untuk hidup sehat dan bekerja secara produktif. Pemahaman berbagai aspek ketahanan pangan merupakan pengetahuan penting dalam mengawali jenis studi ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji 1 Konsep; 2 Pengukuran dan indikator; dan 3 pendekatan atau strategi untuk mencapai ketahanan pangan. Kajian di lakukan melalui studi pustaka dari berbagai hasil penelitian dan tulisan yang terkait dengan aspek kajian. Hasil kajian menunjukan bahwa 1 Konsep serta pengertian tentang ketahanan pangan berkembang sesuai dengan kompleksitas permasalahan dari waktu ke waktu; 2 Dimensi ketahanan pangan sangat luas sehingga di perlukan banyak indikator untuk mengukurnya; dan 3 untuk mencapai ketahanan pangan, pendekatan ketersediaan pangan dan kepemilikan perlu di pertimbangkan dan untuk ketahanan pangan berkelanjutan diperlukan suatu paradigma Conversion of wetland area into non-agricultural uses raises economic, social, and environmental problems. This phenomenon is a serious problem for food security because it is unavoidable and its impact on food production decrease is permanent, accumulative, and progressive. To control wetland conversion the government launched many regulations but this formal approach seems ineffective due to various factors. Accordingly, policies revitalization including economic and social approaches should be developed. Principally, future policy of wetland conversion should be intended 1 to reduce economic and social factors that stimulate conversion of wetland area, 2 to control the acreage, location, and type of wetland area conversed in order to minimize the negative impacts, and 3 to neutralize negative impacts through investments funded by the private companies involved in the conversion. Indonesian Konversi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan sarana publik dapat menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Bagi ketahanan pangan nasional, konversi lahan sawah merupakan ancaman yang serius, mengingat konversi lahan tersebut sulit dihindari sementara dampak yang ditimbulkan terhadap masalah pangan bersifat permanen, kumulatif, dan progresif. Banyak peraturan yang diterbitkan pemerintah untuk mengendalikan konversi lahan sawah tetapi pendekatan yuridis tersebut terkesan tumpul akibat berbagai faktor. Sehubungan dengan itu maka diperlukan revitalisasi kebijakan dalam mengendalikan konversi lahan melalui pengembangan pendekatan ekonomi dan pendekatan sosial. Pada intinya kebijakan pengendalian konversi lahan di masa yang akan datang perlu diarahkan untuk mencapai tiga sasaran yaitu 1 menekan intensitas faktor sosial dan ekonomi yang dapat merangsang konversi lahan sawah, 2 mengendalikan luas, Iokasi, den jenis lahan sawah yang dikonversi dalam rangka memperkecil potensi dampak negatif yang ditimbulkan, dan 3 menetralisir dampak negatif konversi lahan sawah melalui kegiatan investasi yang melibatkan dana perusahaan swasta pelaku konversi E. Davis Antony O StrettonThis chapter focuses on the chemical signals affecting the neuromuscular systems of adult parasitic helminths with emphasis on putative transmitters and modulators in the trematodes, cestodes, and nematodes. The chapter contrasts the parasitic platyhelminths and parasitic nematodes, and emphasizes on selected species as representative of each phylum trematodes Fasciola hepatica and Schistosoma mansoni; cestodes Hymenolepsis diminuta; nematodes Ascaris suum. It also presents supplementary information about the free-living nematode Caenorhabditis elegans and other parasitic helminthes. Parasitic helminths exhibit a variety of putative intercellular signaling molecules. These include classical small molecule transmitters, modulators, and neuropeptides. In many cases, there is close spatial association of cell bodies or neurites containing certain signaling molecules with muscle tissue or with motoneurons. This provides evidence that these chemicals represent putative transmitters or modulators that are involved in neuromuscular activity The establishment of neurotransmitter or neuromodulator status for a given ligand at a neuromuscular junction depends on pharmacological studies using simultaneous intracellular recordings with microelectrodes in an identified presynaptic motoneuron and a postsynaptic muscle cell. For the parasitic nematodes putative neurotransmitters and neuromodulators include acetylcholine, γ-aminobutyric acid, and glutamate neuromuscular junctions. The study of neuropeptides in nematodes has revealed the strong candidacy of the family of FMRFamide-like peptides and in particular the AF peptides, which have specific physiological Aku a kultur TropisM K AnamAnam, M. K. 2018. Sains Aku a kultur Tropis. Jurnal Sains Akuakultur Tropis 1 2017152-61, 1, filsafat dan metode penelitian kualitatifChairi AnisChairi Anis. 2009. Landasan filsafat dan metode penelitian EkasariEkasari, F. 2018. KEPEMIMPINAN INFORMAL DALAM MEMBERDAYAKAN GABUNGAN INFORMAL LEADERSHIP IN EMPOWERING THE GROUP OF FARMERS GAPOKTAN IN. 21, teknologi budidaya perikananM FatuchriFatuchri, M. 2002. Peningkatai\ teknologi budidaya perikanan. 22, 61-66.
berperanpenting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menstabilkan kondisi sosial dan kinerja ekonomi, serta berkontribusi untuk peningkatan daya saing usaha. Dalam bahwa parameter kesejahteraan di Indonesia memiliki 3 unsur dan merupakan syarat yang paling minimal dan subjektif.
Kebijakanpercepatan industrialisasi perikanan yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2012, telah berhasil menjawab tantangan itu. Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo saat membuka Final Lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan di Bogor, Minggu (19/10).
TABLOIDSINARTANICOM, Jakarta --- Tahun 2018 sudah berakhir, beberapa daerah pun mendapat apresiasi dan catatan penting dalam program produksi pangan. Melangkah di 2018, program prioritas lainnya siap dilakukan.