Penelitianterhadap terhadap kiat sukses meningkatkan perekonomian dengan usaha produksi Telur Asin serta pemasarannya dengan metode deskriptif kualitatif. Artinya semua hasil pengolahan data dirumuskan dalam bentuk deskriptif atau gambaran tentang objek tersebut. Sehingga akan terlihat hasil ketercapaian penelitian dalam bentuk narasi. Kebutuhan masyarakat sekarang ini semakin meningkat dalam berbagai hal. Peluang seperti ini bagi seorang Technopreneurship merupakan peluang yang sangat baik untuk mengembangkan usaha dan dapat juga menciptakan usaha baru yang mengembangkan perusahaannya. Berangkat dari perihal ini seorang Technopreneurship harus menganalisa pasar, mendesain, dan lain-lain, agar peluang-peluang ini terisi yang tidak kalah penting disamping kesiapan daya tarik dari berbagai hal produk, yang menjadi pemikat konsumen adanya beraneka macam kemasan atau packaging dapat meletakkan dan menyelemat bahkan menyimpan produk yang di produksi, sehingga menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat sekarang ini. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 181 PERANAN PACKAGING DALAM MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI TERHADAP KONSUMEN Syukrianti Mukhtar, Muchammad Nurif Abstrak Kebutuhan masyarakat sekarang ini semakin meningkat dalam berbagai hal. Peluang seperti ini bagi seorang Technopreneurship merupakan peluang yang sangat baik untuk mengembangkan usaha dan dapat juga menciptakan usaha baru yang mengembangkan perusahaannya. Berangkat dari perihal ini seorang Technopreneurship harus menganalisa pasar, mendesain, dan lain-lain, agar peluang-peluang ini terisi yang tidak kalah penting disamping kesiapan daya tarik dari berbagai hal produk, yang menjadi pemikat konsumen adanya beraneka macam kemasan atau packaging dapat meletakkan dan menyelemat bahkan menyimpan produk yang di produksi, sehingga menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat sekarang ini. Kata kunci Produk, Packaging, Konsumen Kemasan atau packaging adalah suatu wadah yang menempati suatu barang agar aman, menarik, mempunyai daya pikat dari seorang yang ingin membeli suatu produk. Dapat juga menjadi media komunikasi antara produsen dengan calom konsumen, sehingga didalam desain kemasan tercantum informasi-informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen, agar calon konsumen merasa tidak asing dengan produk yang di kemas. Semakin lengkap informasi yang tertera dikemasan persepsi dari calon pembeli semakin tau dan meyakinkan terhadap produk yang di jual yang akan dibelinya. Pada mulanya fungsi kemasan hanya sebatas untuk melindungi barang dan mempermudah waktu membawanya agar tidak rusak sampai tujuan. Dengan ada kemasan, konsumen mendapat layanan dalam menyelamatkan barang yang dibeli dan mempunyai jaminan yang ada kepuasan tersendiri dari barang produk yang akan menjadi milik dirinya, yang akhirnya terselamatkan dari hal yang tidak diharapkan selama di perjalanan sampai tujuan. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin kompleks barulah terjadi penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan kemasan dalam pemasaran mulai di akui sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan pasar. Syukrianti dan Muchammad Nurif - 182 jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 PERANAN PACKAGING Peranan kemasan lambat laun semakin memikat para konsumer ini dirasakan mulai kelihatan tahun 1950-an, saat ini terutama di Indonesia banyak bermunculan toko swalayan, dimana kemasan harus “dapat menjual” produk di rak-rak toko. Tetapi disaat itupun kemasan hanya berfungsi sekedar memberikan informasi kepada konsumen tentang apa isi dalam kandungan didalam kemasan tersebut. Baru pada tahun 1980-an dimana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Disitulah kemasan harus mempu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk untuk menghimbau agar calon konsumen tertarik. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi. Di masa era globalisasi sekarang ini packaging semakin meningkat perkembangannya, misal untuk membawa produk-produk yang bernilai kapasitas besar dan memiliki produk bernilai teknologi tinggi seperti alat berat, mobil, perangkat peralatan bernilai elektronik. Packagingnya pun memiliki nilai tinggi demi menyelamatkan produk tidak rusak, sampai perihal limbah-limbah packaging pun bisa dimanfaatkan untuk produk yang mempunyai nilai tinggi dan seni tinggi yang tepat guna, banyak diminati oleh para calon konsumen. Kemasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2000537 berarti hasil mengemas/bungkus pelindung barang dagangan. Kemasan atau packaging adalah ilmu, seni dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk saat akan dikirim, disimpan atau dijajakan atau bisa juga suatu proses produksi yang bertujuan untuk mengemas. Menurut Widiatmoko 200720 bahwa secara hakiki packaging merupakan upaya manusia untuk mengumpulkan sesuatu yang berantakan kedalam suatu wadah serta melindunginya dari gangguan cuaca. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasnova 2006 menyatakan kata “kemasan” mengimplementasikan hasil akhir dari proses mengemas. Menurut Cenadi 2000 menyatakan kemasan dapat didefinisikan 183 – Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi .......... jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 sebagai kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus suatu produk. Kemasan meliputi tiga hal yaitu 1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan manfaat. Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan material yang tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca dan kondisi perjalanan. 2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk lain. 3. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan penghasilan atau omset perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang menarik akan memikat perhatian konsumen untuk membeli produk. Selain itu, kemasan juga mengurangi kemungkinan kerusakan produk dan memberikan kemudahan dalam pengiriman. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasnova 2006 menyatakan mengemas adalah tindakan membungkus atau menutup suatu barang. Definisi lain yang diungkapkan oleh Kothler dan Amstrong 2007 adalah kegiatan merancang desain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk. Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec 2006 menyatakan desain kemasan adalah bisnis kreatif yang mengkaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipologi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan . Desain kemasan berlaku untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengelarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk dipasar. Sedangkan menurut Bhakti 2001 dalam Natadjaja 2002 menyatakan kemasan seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu saja bukansuatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan menggambarkan merk di mata konsumen, dan bila orang mengingat merk tersebut mereka menghayalkan kemasan tersebut, dalam hal seperti ini sampai dengan yang menghasilkan penjualan. Syukrianti dan Muchammad Nurif - 184 jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 FUNGSI KEMASAN Direktorat Jenderal Pengelolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian Pertanian Republik Indonesia 2012 menginformasikan secara umum fungsi kemasan adalah 1. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, benturan serta kontaminasi kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. 2. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui merk yang tertera pada kemasan. 3. Meningkatkan efisiensi, seperti memudahkan proses penghitungan pengiriman dan penyimpanan produk. Rahmatillayev Nurnatjon menyatakan kemasan produk adalah bagian penting keamanan produk makanan. karena, kemasan yang baik melindungi produk dari kerugian dan kerusakan sementara menjaga kualitas produk di dalamnya, yang bisa di pengaruhi oleh perubahan iklim, penyimpanan dan penanganan yang tidak benar. Ini adalah penggunaan dan tujuan primer dari kemasan yang lebih focus pada menyampaikan kualitas keamanan. Natadjaja 2002 menyatakan bahwa fungsi kemasan lebih dari fungsi teknis. Kemasan justru harus berfungsi sebagai “Ambasador” atau “Duta Besar” yang mewakili total konsep suatu produk atau jasa. Menurut Kotler dan Amstrong 2001 sudah menjadi kebiasaan lama, fungsi utama pembungkus adalah memuat dan melindungi produk. Saat ini, banyak factor yang membuat kemasan menjadi alat pemasaran yang penting. Persaingan meningkat dan berlimpah ruahnya produk di rak took eceran mengharuskan kemasan menampilkan berbagai tugas pemasaran yaitu, mulai dari menarik perhatian, menjelaskan produk, hingga membuat penjualan Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi isi produk dengan maksimal dan mampu menyediakan informasi lengkap tentang produk bagi konsumen. Informasi produk sangat penting bagi konsumen, jika konsumen masih 185 – Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi .......... jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 salah menggunakan produk karena informasi tidak tertera jelas pada kemasan, maka tindakan hukum perlu dilakukan karena ada undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Dikti. LABEL Menurut Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec 2006 label biasanya terbuat dari kertas atau film plastic dengan atau tanpa tambahan perekat, label dapat mencakup keseluruhan kemasan atau hanya setempat saja. Satu bentuk kemasan fleksibel adalah film yang dapat disusut regangkan yang digunakan sebagai label. Material tersebut ketika diaplikasikan pada kemasan dengan pemanasan, meregang mengikuti bentuk kontur benda yang dilapisinya. Kontainer plastic, botol kaca, kaleng dan struktur kaku lainnya dapat dilapisi dengan kemasan fleksibel ini. Label dapat bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi. Pada tingkatan paling akhir, label mengidentifikasi produk atau merk. Label juga menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, pakan dibuat, isinya, bagaimana produk tersebut digunakan dan bagaimana menggunakannya dengan aman. DESAIN KEMASAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI Desain kemasan selain untuk memberikan daya tarik dari sisi visual tentunya desain kemasan harus menjadi media komunikasi antar produsen dengan calon konsumen, sehingga dalam desain kemasan harus tercantum informasi-informasi yang harus diketahui oleh calon konsumen sehingga calon konsumen merasa tidak asing dengan produk yang dikemas. Perlu diketahui juga bahwa semakin lengkap informasi yang tercantum dalam kemasan semakin pula memberikan persepsi yang lebih baik kepada produk. Yang harus dicantumkan dalam desain kemasan sebagai berikut  Nama Produk/Nama Makanan  Komposisi/Daftar Ingredients  Isi/Netto Syukrianti dan Muchammad Nurif - 186 jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015  Nama dan Alamat Pabrik/Importer  Nomor BPOM/PIRT  Info Halal  Kode Produksi  Tanggal Kadaluarsa  Petunjuk cara penyimpanan  Petunjuk cara penggunaan  Nilai Gizi FUNGSI KEMASAN Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells Kemasan melindungi apa yang dijual”. Sekarang, “Packaging sells what it protects Kemasan menjual apa yang dilindungi”. Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut. Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkonsumsikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang sering kali lebih enak dilihat dari pada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik. Semua produk yang dijual di pasar swalayan harus benar-benar direncanakan kemasannya dengan baik. Karena produk dalam kategori yang sama akan diletakkan pada rak yang sama. Jika produsen ingin meluncurkan suatu produk baru, salah satu tugas yang penting adalah membuat kemasannya stands out, lain daripada yang lain dan unik. Kalau tidak 187 – Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi .......... jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 terkesan berbeda dengan produk lain, maka produk baru itu akan “tenggelam”. Sebelum mencoba isinya, konsumen akan menangkap kesan yang dikomuniksikan oleh kemasan. Dengan demikian kemasan produk baru tersebut harus mampu “beradu” dengan kemasan produk-produk lainnya Hermawan Kertajaya, 1996. FAKTOR-FAKTOR DESAIN KEMASAN Kemasan yang baik dan akan digunakan semaksimal mungkin dalam pasar harus mempertimbangkan dan dapat menampilkan beberapa factor, antara lain sebagai berikut. 1. Faktor Pengamanan Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang, misalnya cuaca, sinar matahari, jatuh, tumpukan, kuman, serangga dan lain-lain. Contohnya, kemasan biscuit yang dapat ditutup kembali agar kerenyahannya tahan lama. 2. Faktor Ekonomi Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga biaya tidak melebihi proporsi manfaatnya. Contohnya, produk-produk refill atau isi ulang, produk-produk susu atau makanan bayi dalam karton, dan lain-lain. 3. Faktor Pendistribusian Kemasan harus mudah didistribusikan dari pabrik ke distributor atau pengecer sampai ke tangan konsumen. Ditingkat distributor, kemudahan penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan. Bentuk dan ukuran kemasan harus direncanakan dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak sampai menyulitkan peletakan di rak atau tempat pemajangan. 4. Faktor Komunikasi Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk, citra merk, dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat, dipahami dan diingat. Misalnya, karena bentuk kemasan yang aneh sehingga produk tidak dapat “diberdirikan”, harus diletakkan pada Syukrianti dan Muchammad Nurif - 188 jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 posisi “tidur” sehingga ada tulisan yang tidak dapat terbaca dengna baik, maka fungsi kemasan sebagai media komunikasi sudah gagal. 5. Faktor Ergonomi Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa atau dipegang, dibuka dan mudah diambil sangatlah penting. Pertimbangan ini selain mempengaruhi bentuk dari kemasan itu sendiri juga mempengaruhi kenyamanan pemakai produk atau konsumen. Contohnya, bentuk botol minyak goring Tropical yang pada bagian tengahnya diberi cekungan dan tekstur agar mudah dipegang dan tidak licin bila tangan pemakainya terkena minyak. 6. Faktor Estetika Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merk atau logo, ilustrasi, huruf, tata letak atau layout, dan mascot. Tujuannya adalah untuk mencapai mutu daya tarik visual secara optimal. 7. Faktor Identitas Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk-produk yang lain. 8. Faktor Promosi Kemasan mempunyai peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan berfungsi sebagai silent sales person. Peningkatan kemasan dapat efektif untuk menarik perhatian konsumen-konsumen baru. 9. Faktor Lingkungan Kita hidup di dalam era industry dan masyarakat yang berpikiran kritis. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, masalah lingkungan tidak dapat terlepas dari pantauan kita. Trend dalam masyarakat kita akhir-akhir ini adalah kekhawatiran mengenai polusi, salah satunya pembuangan sampah. Salah satunya yang pernah menjadi topic hangat adalah styrofoom. Pada tahun 1990 organisasi-organisasi lingkungan hidup berhasil menekan perusahaan Mc Donald untuk mendaur ulang kemasan-kemasan mereka. Sekarang ini banyak perusahaan yang menggunakan kemasan-kemasan yang 189 – Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi .......... jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 ramah lingkungan environmentally friendly, dapat didaur ulang recyclable atau dapat dipakai ulang reuseable. RAGAM KEMASAN Ada beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan kemasan, diantaranya adalah kemasan dari kertas, kemasan dari kayu, dan kemasan dari plastic. a. Kemasan Kertas Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastic dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastic dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifatnya yang sensitive terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. b. Kemasan Kayu Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia, dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkahnya hutan penghasil kayu. Desain kemasan kayu tergantung pada sifat dan berat produk, kontruksi kemasan, bahan kemasan dan kekuatan kemasan, dimensi kemasan, metode dan kekuatan. Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi berbagai komoditas dalam perdagangan internasional. Pengiriman produk kerajinan seperti keramik sering di bungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik dari resiko pecah. Syukrianti dan Muchammad Nurif - 190 jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. c. Kemasan Plastik Beberapa jenis kemasan plastic yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, polyester, nilon dan vinil film. Jenis plastic yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan 60% dari penjualan plastic yang ada di bumi kemasan adalah polistiren, Polopropilen, Polivinil Klorida, dan Akrilik. KESIMPULAN 1. Kemasan berfungsi sebagai melindungi produk dalam perjalanan dari produsen ke konsumen. 2. Kemasan dapat meningkatkan laba perusahaan, tentu dengan membuat kemasan yang menarik dan berkualitas. 3. Kemasan suatu identitas yang lebih efektif, dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing, karena kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya. 4. Kemasan suatu komunikasi secara langsung secara otomatis dipahami dan suatu pikat secara langsung tanpa promosi tanpa menekan biaya dan waktu. 5. Kemasan suatu yang menimbulkan rasa senang yang menciptakan rasa simpati dan rasa tersendiri. 6. Kemasan merupakan satu solusi untuk menarik perhatian konsumen karena berhadap langsung dengan konsumen, seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya persaingan. 7. Fungsinya kemasan yang dulunya hanya sebagai wadah atau pelindung, berubah menjadi alat jual yang menciptakan citra kepada produk yang di jual. 191 – Peranan Packaging dalam Meningkatkan Hasil Produksi .......... jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 Nopember 2015 DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta Raja Grafindo Persada Cenadi, Christine S. 1999. Elemen-Elemen dalam Dasar Komunikasi Visual. Jurnal Nirmala Universitas Kristen Petra Surabaya. Cenadi, Christine Suharto, Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. Jurnal Nirmala Januari 2000 92-103 Christy, Priscilla. 2014. Pengaruh Desain Kemasan Packaging pada Impulsive Buying. Yogyakarta Universitas Atma Jaya Gobe, Marc. 2005. Emotional Branding. Jakarta Erlangga Herudiyanto, Marleen S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung Widya Padjadjaran. Iwan Wirya. 1999. Kemasan yang Menjual. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama. Julianti. E. dan Nurminah. M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra. Kartajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenagkan Persaingan Global. Jakarta Gramedia Klimchuk, Marianne Rosner dan Krasovec, Sandra A. 2007. Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta Erlangga Kotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta Prenhallindo. M. A., Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta Ramdina Prakasa. Muharam, Ashari Satrio. 2010. Analisis Pengaruh Desain Kemasan Produk dan Daya Tarik Iklan Terhadap Brand Awareness dan Dampaknya pada Minat Beli Konsumen. Semarang Universitas Diponegoro. Rosner, Klimchuk Marianne dan Sandra A. Krasovec. 2002. Desain Kemasan. Jakarta Erlangga. Sunyoto, Danang. 2013. Perilaku Konsumen Panduan Riset Sederhana untuk Mengenali Konsumen. Yogyakarta Caps Publishing. Wirya, Iwan. Kemasan yang Menjual. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama. 1999. ... Selain desain grafis, struktur desain yang meliputi bentuk, ukuran dan material memiliki persepsi yang cukup mempengaruhi terhadap keputusan pembelian Willy & Nurjanah, 2019. Kemasan merupakan suatau identitas yang lebih efektif, dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing, karena kemasaran merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya Mukhtar & Nurif, 2015. Apriyanti, 2018 salah satu sarana untuk mempromosikan produk adalah kemasan. ...Rahmat RahmatAnastasia AnastasiaDunia bisnis akan selalu dihadapkan dengan perubahan, ini disebabkan oleh banyak faktor seperti tingginya daya saing antar perusahaan dan tingginya kemauan masyarakat akan perubahan produk agar bisa semakin praktis untuk digunakan.. Sebuah perusahaan harus bisa mengikuti perkembangan zaman, salah satu caranya yaitu dengan melakukan pengembangan kemasan. UMKM Kopi 919 adalah sebuah bisnis yang terletak di Perumahan Buludatu Blok B Kemasan yang digunakan UMKM 919 masih sangat kuno dan terkesan ketinggalan zaman sehingga peneliti akan mengembangkan kemasannya yang meliputi 5 aspek penting yaitu bentuk kemasan, bahan kemasan, warna, font dan merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses tahapan pengembangan produk pada Kopi 919 dan juga menciptakan kemasan kopi yang sedang trend dengan menggunakan aplikasi canva. Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih empat bulan yaitu dari bulan April 2022 hingga Agustus 2022 dan melalui 3 tahap prosedur penelitian yaitu penciptaan ide kemasan, penyaringan ide dan pengembangan kemasan. Penelitian ini menggunakan jenis data berupa data kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi pengamatan, interview wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standing pouch berbahan aluminium foil adalah kemasan yang cocok untuk kopi bubuk dan disukai oleh masyarakat. Selain itu, masa penyimpanan, logo/merek, berat bersih dan komposisi adalah informasi yang dibutuhkan masyarakat serta warna yang cocok untuk produk kopi bubuk adalah coklat dan hitam.... It was felt that it began to appear in the 1950s, at this time, especially in Indonesia, many supermarkets were popping up, where packaging had to be able to sell products on store shelves. But at that time the packaging only served to provide information to consumers about what was inside the package [21]. Analysis of packaging design that complied with food safety and quality, there were several differences between the previous cassava chip packaging and the proposed design, namely the addition of a logo to the packaging design, and changes in the shape of the packaging. ...Azwar Harahap Muhammad ZakariaSyukriah SyukriahMeutia FadillaPackaging serves as a food storage system that protects food and goods from natural processes and facilitates ease of transportation. This study aimed to address the problems related to cassava chip packaging, such as inappropriate sizes and packages that are prone to breaking, by applying Quality Function Deployment QFD in designing packaging that meets food safety and quality. Through interviews with customers, the study confirmed the existence of packaging problems and the dissatisfaction expressed by customers regarding the product packaging. QFD was employed to determine consumer needs and desires for a product design that conforms to quality characteristics and technical requirements. The study also used a consumer assessment questionnaire to identify the most important product attributes and design requirements that meet consumer expectations. The study found that rectangular packaging shapes, bright colored primary packaging colors, polypropylene plastic packaging materials, the location of the logo on the packaging in the middle of the package square, four, light color, and an image of sweet potato chips on the logo are factors that influence product packaging design that meets food safety and quality. This study's findings can be useful for practitioners and researchers in designing packaging that meets consumer expectations, as well as for promoting food safety and quality.... Kemasan memiliki peran penting dalam menjaga kualitas produk dan meningkatkan pemasaran produk. Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi dan menyediakan informasi tentang produk bagii konsumen Fibrianti, 2019;Mukhtar et al., 2015. Sejalan dengan perubahan gaya hidup konsumen yang saat ini kearah self services, pengemasan berperan sebagai media promosi yang dapat mengurangi biaya promosi Elisabeth, 2017. ...Rina HeldiyantiIdiatul Fitri Danasari Siska ItaNi Made Wirastika SariKelompok Wanita Tani Al-Ummahat merupakan salah satu kelompok wanita produktif yang menghasilkan berbagai macam produk olahan pangan, tetapi masih terkendala dalam masalah pengemasan produk. Salah satu produk unggulannya yang perlu mendapat perhatian adalah minyak kelapa. Minyak kelapa produksi KWT ini mempunyai potensi yang besar untuk memasuki pasar modern namun dari segi pengemasan masih belum layak karena dilakukan menggunakan botol plastik dan botol kaca bekas. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pengemasan minyak kelapa tradisional kepada anggota kelompok KWT Al-Ummahat, sehingga tercipta minyak kelapa yang mempunyai nilai jual dan daya tarik. Metode pengabdian yang digunakan yaitu diawali dengan survei lokasi untuk meninjau kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi KWT. Setelah mendapatkan permasalahan kegiatan pengabdian dilanjutkan dengan memberikan sosialisasi melalui presentasi, demonstrasi , praktik pengemasan dan evaluasi. Luaran kegiatan dari pengabdian ini yaitu berupa minyak kelapa tradisional yang telah dikemas menggunakan botol polyethylene terephthalate PET. Minyak kelapa yang telah dimasukkan kedalam botol kemasan kemudian diberikan label dengan infromasi lengkap seperti merk, komposisi, alamat dan kontak produsen, serta masa simpan produk. Produk yang telah dikemas dan dilabeli selanjutnya siap untuk dipasarkan baik secara offline pada pasar modern maupun secara online dengan target pasar yang lebih luas. Melalui pelatihan pengemasan anggota mampu menjadikan produk lebih menarik dengan kemasan yang tepat dan informasi produk, sehingga siap untuk dipasarkan.... Kemasan sekunder yang digunakan pada Sirup Jeniper adalah kertas karton tipis yang memiliki volume 1396,5 cm 3 . Kemasan ini dinilai kurang kokoh, mudah menyerap air karena sangat dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan, dan kurang mampu menahan produk berat seperti sirup Mukhtar dan Nurif, 2015. ...... Kemasan yang menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin. Kemasan yang baik adalah kemasan yang mampu melindungi isi produk dengan maksimal dan mampu menyediakan informasi lengkap tentang produk bagi konsumen [10]. Apalagi kondisi demografi Desa Putrapinggan berada sangat dekat dengan objek wisata Pantai Pangandaran, yang berarti dapat menyediakan something to buy sebagai salah satu potensi desa wisata [11]. ...Agi RosyadiDede Arif RahmaniCindera Syaiful NugrahaEdi Ganda PermanaPelatihan perbaikan kemasan produk olahan pisang dalam bentuk keripik dengan varian manis dan original ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan baru kepada produsen. Selama ini mereka mengemas keripik pisang dengan plastik ditutup menggunakan staples dan diberi label kertas berisi gambar dan merek hasil fotocopy. Perbaikan kemasan membuat produk lebih aman dan memiliki nilai jual yang tinggi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode presentasi berbagai alternatif kemasan produk dan praktik untuk memberikan pengalaman langsung kepada para pelaku UMKM, setelah itu dilakukan evaluasi untuk mengamati hasil praktik. Di akhir kegiatan, tim pelaksana mengumpulkan tanggapan peserta dan mereka berharap kegiatan tersebut dapat terus meningkatkan kualitas Gede Sudika MangkuNi Putu Rai YuliartiniI Nengah SuarmanayasaMuhamad Jodi SetiantoThe objectives of this community service activity are 1 Making a trademark and being registered with HKI as self-identity in marketing salt products. 2 Train skills in traditional salt packaging. 3 Train skills in product marketing through market place and social media. The target audience in this service is the Tasik Segara 1 Group, Les Village. The implementing team chose the mentoring method as the method in carrying out this community service activity. The stages in the implementation of this assistance are adjusted to the issues raised and the needs of partners. The result of this activity is that partners have knowledge of trademarks and the Intellectual Property Rights registration process, and partners have trademarks related to the Les Village traditional salt processed product, namely "Uyah Les", partners have their own packaging designs and partners have skills in packaging traditional Village salt products Les, and partners are able to implement marketing management through market place and social media, and partners have market place and social media management. Anhar MalikFurqon ZakiyabarsiIlma IlmaOlahan pisang menjadi pilihan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini karena sumber daya yang sangat melimpah. Usaha kecil olahan pisang berupa Piscok di Kecamatan Moncongloe, Maros menjadi mitra pada kegiatan ini. Observasi yang dilakukan menghasilkan informasi kebutuhan mitra pada beberapa aspek, seperti aspek manajemen, aspek produksi, dan aspek sumberdaya manusia dan teknologi. Model partisipasi dan pendampingan merupakan metode yang dipilih dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat ini. Partisipasi mitra pada kegiatan menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan yang ada proses pendampingan dan pelatihan yang didiskusikan Bersama sehingga sesuai dengan kabutuhan mitra secara langsung. Secara umum tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah adanya proses pengelolaan usaha yang lebih efektif dan efisien. Pembentukan SOP, membuat branding, pencatatan keuangan, pengadaan alat produksi, pelatihan dan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan. Targert luaran pada peningkatan kuantitas dan kualitas produksi, keterampilan, serta proses bisnis yang berjalan lebih efektif dan efisien secara umum telah tercapai melalui proses pengadian masyarakat Nurani SulistyatiTheresia WidiastutiBatik Tiga Negeri is one of the historic batiks on the north coast of the island of Java which was made to be traded from the start. Packaging for Batik Tiga Negeri is needed in addition to protecting the product, as well as for communication media in spreading about one of the nation's wealth that can be proud of. Packaging can have a useful multi-function. There are many packaging options, ranging from plastik to paper and cloth, all of which can display product labels. Through this service activity, it is hoped that the millennial generation, namely Regina Pacis Solo High School students will understand 1 How far can the main motifs of Batik Tiga Negeri developed according to the style of young people? 2 How student’s creativity in making packaging for Batik Tiga Negeri products is not only attractive, useful, but also can be an effective communication medium. In other words, from the work produced, it will further clarify the role of packaging for Batik Tiga Negeri handicraft products other than as a wrapper. The method used is community service in the form of training. Beginning with providing material to young people as the nation's next generation, about the archipelago's wastra, especially batik. Training on making designs on packaging to wrap Tiga Negeri batik products, in order to produce a unique packaging with the main motif idea of Batik Tiga Negeri. The purpose of this activity is to make students aware of the importance of maintaining the ancestral heritage which is the wealth of this nation. Yuli AgustinaAgni AbdillahKurrotul AiniTri Amalia Wahyuning TiasUsaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM merupakan kumpulan produk lokal yang saat ini menjadi perhatian secara nasional, selain mampu meningkatkan perekonomian, juga menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan produk lokal. Semakin banyaknya produk UMKM di berbagai daerah menyebabkan produsen mengalami persaingan ketat dalam pemasaran. Namun, tidak semua produk UMKM dapat diterima di pasar secara global karena masih terbatasnya kualitas, dan juga perijinan yang dimiliki. Selain itu, sampai saat ini, hal penting yang juga masih menjadi perhatian dalam hal kemasan yang dijual dari produk UMKM lokal. Kemasan yang masih dirasa kurang menjual, menarik menjadi satu perhatian yang dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan produk lokal. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan cara melakukan survey pada kelompok usaha di Desa Krejengan Kabupaten Probolinggo, mengetahui kendala kurangnya nilai jual dari produk yang dihasilkan, sosialisasi, pelatihan dan pendampingan hingga pemasaran untuk meningkatkan nilai jual dan jumlah produk yang dipasarkan. Hasil dari kegiatan ini, secara umum rata-rata produk yang dihasilkan kelompok usaha masih bersifat lokal dengan kemasan yang kurang menarik, sehingga mengalami kesulitan untuk dapat masuk ke pasaran lokal bahkan luar daerah. Dengan adanya kegiatann ini, selain memberikan wawasan, pengetahuan tentang pentingnya kemasan produk, juga kelompok usaha dapat meluangkan kreatifitas yang diharapkan dari harapan produk yang ingin dihasilkan melalui kemasan yang dibuat. Hal ini mejadi salah satu motivasi yang diharapkan para kelompok usaha agar kedepannya produk yang dihasilkan dapat mudah memasuki pasar lokal bahkan secara TaufikurrahmanAhmad Riki Baihaqi YusufUcik FatimatuzzahroI Gede ArdiyanaMarketing strategy holds a very important control in the success of product acceptance in the community, but many Small and Medium Enterprise SME ignore this. Labels and packaging are one of the keys for Small and Medium Enterprise SME to further increase the selling value of their products. Empowerment activities to improve the quality of Small and Medium Enterprise SME are carried out through assistance in making labels on packaged products. The object of this activity is Small and Medium Enterprise SME actors in Besuk Village, Bantaran District, and Probolinggo Regency. One of the Small and Medium Enterprise SME products in this village is banana chips, cassava chips, elephant ears, and lard. The problem with these Small and Medium Enterprise SME is the low quality of label and packaging designs for their products, as well as the lack of supporting facilities and infrastructure for designing product packaging labels. So that the products of Small and Medium Enterprise SME partners are less attractive than similar competitor products. The Small and Medium Enterprise SME products in Besuk Village it self also do not have a broad market share, so they are constrained in increasing the number of products that will be produced. Implementation methods used include 1 pre-activity; 2 core activities; 3 activity evaluation. Where the problem solving of the Small and Medium Enterprise SME constraints above is in the form of assisting in making labels on packaged products so that they can meet the existing label requirements and also look more attractive. The results of the activity are in the form of training on the manufacture of product packaging labels as well as the manufacture of ready to use designs for these Small and Medium Enterprise SME.Christine Suharto CenadiPackaging becomes a striker because its function directly encounters with customers. Hence%2C packaging must be able to give spontaneous impression to influence customer s positive actions in the market. In the cruel competition situation%2C aesthetics becomes an additional point that also functions as a powerful "emotional trap" to attract customers. This paper will discuss about how packaging design can maximize a product selling power in the market. Abstract in Bahasa Indonesia Kemasan merupakan "pemicu" karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. Dengan demikian%2C kemasan harus dapat memberikan impresi spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen di tempat penjualan. Dengan situasi persaingan yang semakin tajam%2C estetika merupakan suatu nilai tambah yang dapat berfungsi sebagai "perangkap emosional" yang sangat ampuh untuk menjaring konsumen. Tulisan ini akan membahas tentang bagaimana desain kemasan dapat memaksimalkan daya jual suatu produk dalam pasar. packing%2C packing design%2C market%2C marketingChristine Suharto CenadiIn the recent information and technology globalization era%2C the role of Visual Communication Design has become important and it has become a hot topic which is inescapable from our daily lives. Almost every day%2C everwhere we go%2C we will encounter different forms of Visual Communication Design. Unfortunately%2C most of us have not yet realized the objectives and purposes of the Visual Communication Design. This paper will discuss about what the functions%2C purposes%2C elements and fields of the Visual Communication Design are. Abstract in Bahasa Indonesia Dalam era globalisasi informasi dan teknologi seperti sekarang ini%2C Desain Komunikasi Visual berperan penting dan menjadi topik hangat yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Hampir setiap hari%2C kemanapun kita pergi%2C kita akan menjumpai bentuk-bentuk dari Desain Komunikasi Visual. Sayangnya%2C banyak diantara kita yang belum sadar akan tujuan dan manfaat dari Desain Komunikasi Visual itu sendiri. Tulisan ini akan membahas mengenai apa tujuan%2C manfaat%2C elemen dan lapangan kerja dari Desain Komunikasi VisualDaftar Pustaka CangaraHafiedDAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafied. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta Raja Grafindo PersadaPengaruh Desain Kemasan Packaging pada Impulsive BuyingPriscilla ChristyChristy, Priscilla. 2014. Pengaruh Desain Kemasan Packaging pada Impulsive Buying. Yogyakarta Universitas Atma JayaTeknologi Pengemasan PanganMarleen S HerudiyantoHerudiyanto, Marleen S. 2008. Teknologi Pengemasan Pangan. Bandung Widya WiryaIwan Wirya. 1999. Kemasan yang Menjual. Jakarta PT. Gramedia Pustaka Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas PertanianE JuliantiM Dan NurminahJulianti. E. dan Nurminah. M. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Plus 2000 Siasat Memenagkan Persaingan GlobalHermawan KartajayaKartajaya, Hermawan. 1996. Marketing Plus 2000 Siasat Memenagkan Persaingan Global. Jakarta GramediaDesain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai PenjualanMarianne KlimchukSandra A Rosner Dan KrasovecKlimchuk, Marianne Rosner dan Krasovec, Sandra A. 2007. Desain Kemasan Perencanaan Merek Produk yang Berhasil Mulai dari Konsep sampai Penjualan. Jakarta ErlanggaPhilip KotlerKotler, Philip. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta Prenhallindo.
dicantumkanpada label kemasan produk pangan. Oleh karena itu,masa kadaluarsa sebagai indikator keamanan produk menjadi persyaratan paling utama dalam industri atau usaha kecil menengah (UKM) untuk ditetapkan. Pendugaan umur simpan produk mi kering dapat dilakukan dengan mengevaluasi perubahan mutunya selama penyimpanan. Metode
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Peningkatan Produksi Petani Melalui Budidaya Mina Padi Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Hendy Setiawan 20160520275 Ekologi Pemerintahan Abstraksi Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menganalisis lebih jauh mengenai upaya yang dilakukan oleh petani di Kabupaten Sleman untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Saat ini banyak budidaya pertanian yang terus melakukan gebrakan-gebrakan baru untuk mewujudkan ketahanan pangan suatu wilayah. Salah satu budidaya yang dilakukan misalnya sistem teknologi budidaya mina padi. Peningkatan produksi pertanian melalui upaya mina padi sampai saat ini belum banyak dilakukan oleh daerah-daerah yang ada di Indonesia. Salah satu daerah yang saat ini melakukan inovasi baru dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah di kabupaten Sleman. Hampir setiap petani di kecamatan yang ada di Kabupaten Sleman menerapkan produksi budidaya mina padi. Pengembangan budidaya mina padi ini petani akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yang pertama petani akan bisa memanen padi dan selanjutnya petani juga akan memanen ikan. Strategi pengembangan pertanian seperti ini memberikan pengaruh yang sangat penting kepada kesejahteraan petani dan dapat mewujudkan ketahanan pangan. Berdasarkan hal tersebut, mengingat Kabupaten Sleman sebagai wilayah yang memiliki banyak petani yang mengembangkanya. Metode inovasi pertanian ini sangat memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptaka sebuah wilayah yang tahan pangan. Metode penelitian dalam paper ini menggunakan metode riset kualitatif dengan hampiran deskriptif. Untuk mengumpulkan data dan informasi peneliti menggunakan cara studi pustaka. Peneliti akan menggali informasi melalui berita, buku, jurnal. Dan data dari situs web instansi terkait terkait bagaimana cara pengembangan produksi budidaya mina padi yang telah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Sleman. Kata Kunci Budidaya Pertanian, Mina Padi, Ketahanan Pangan. A. Pendahuluan Maraknya peralihan lahan dari lahan produktif pertanian ke dalam bentuk lain seperti perumahan, perhotelan, dan apartemen menjadikan sektor pertanian harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan masyarakakat di tengah-tengah kendala luas wilayah pertanian yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan, baik secara jumlah, luas, dan kualitas wilayah pertanian Irawan, 2003. Selain itu kondisi yang tidak mendukung juga dialami oleh kondisi hutan yang semakin tahun semakin menurun, dan ini tidak mendukung konsep ketahanan pangan Purnomo, 2018. Jumlah penduduk yang semakin meningkat seharusnya kebutuhan pangan ataupun pasokan pangan juga harus ada peningkatan produktivitasnya. Fakta yang terjadi di lapangan justru peningkatan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan produksi pertanian yang ada. Oleh karena itu hal ini menjadi tantangan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan sebuah wilayah yang tahan terhadap pangan Widodo, 2017. Peralihan lahan produktif pertanian lebih masif digunakan untuk tingginya pembangunan pemukiman dan juga perumahan yang tiap tahunya semakin melonjak jauh Fattah, 2016. Untuk mewujudkan ketahanan pangan maka sektor pertanian dituntut untuk memainkan perananya di tengah-tengah luas lahan yang semakin menurun. Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh sektor pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah membuat terobosan-terobosan baru agar bisa survive mewujudkan pertahanan pangan di saat kondisi yang tidak mendukungnya Nuryanti, 2011. Salah satu terobosan baru yang dilakukan disektor teknologi pertanian adalah pengembangan teknologi pertanian melalui teknologi sistem budidaya mina padi. Pengembangan budidaya mina padi di Kabupaten Sleman sendiri saat ini sangat masif dilakukan, bahkan setiap kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman sudah mulai menerapkan budidaya mina padi guna mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di kabupaten Sleman Lantarsih, 2012. Konsep mina padi menjadi salah satu teknologi produksi pertanian terbaru di Kabupaten Sleman karena selama ini di dalam sistem pertanian hanya fokus pada penanaman budidaya padi saja. Melihat hal tersebut kurang produktif, maka dengan konsep mina padi selain petani bisa mendapatkan keuntungan dari panen padi juga dapat mendapat keuntungan dari panen ikan. Pertumbuhan produksi padi dan ikan secara tidak langsung akan berimbas pada ketahanan nasional Ekasari, 2018. Sektor pertanian mempunyai andil yang vital dalam menciptakan ketahanan pangan yang bagus pada level nasional, lokal, regional, bahkan sampai pada tingkat rumah tangga Rachman dan Ariani, 2002. Adanya variasi ataupun ragam dari bahan pangan, beras ternyata masih menduduki peringkat terdepan atau primadona makanan yang pokok khususnya untuk masyarakat di negara Indonesia. Produksi ataupun panenan tanaman padi khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2011 sejumlah 843 ribu ton atau ada sebuah peningkatan pertumbuhan produkdivitas hasil pertanian tanaman padi sejumlah 4,5 persen dalam kurun waktu tahun 2007 hingga tahun 2011 dengan hasil sebesar 60,51 ku/ha untuk padi area sawah dan juga 44,24 ku/ha untuk padi area ladang Badan Pusat Statistik DIY, 2012. Berdasarkan pencapaian itu, maka dibutuhkan strategi dan terobosan baru dalam meningkatkan dan mengembangkan teknologi dalam sektor pertanian sehingga mampu memberikan hasil yang positif khususnya untuk kesejahteraan hidup petani dan juga untuk mewujudkan ketahanan pangan Fatuchri, 2002. Banyak upaya telah dilakukan di dalam usaha tani padi yang harapanya produktivitas padi akan selalu besar, ramah terhadap kondisi lingkungan, dan yang paling penting tetap terus berkelanjutan. Usaha peningkatan penghasilan para petani yang sudah saat ini ditempuh meliputi Program Prima Tani, Tata Kelola Tanaman Terpadu PTT, mina padi dan pengembangannya Lantarsih, 2012. Kabupaten Sleman merupakan salah satu kawasan yang mengembangkan teknologi mina padi. Hal ini dikarenakan keadaan tanahnya dan ketersediaan air yang mendukung untuk diadopsinya teknologi mina padi Rachman dan Ariani, 2002. Kabupaten Sleman merupakan penghasil padi dan perikanan terbesar di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman, setidaknya pada tahun 2015 dalam bidang pertanian mampu menyerap pengangguran yang ada di Kabupaten Sleman dengan jumlah 23,56% dari keseluruhan jumlah masyarakat di Kabupaten Sleman sejumlah penduduk kurang lebih orang. Sektor pertanian ternyata juga sebagai penyumbang PDRB primer yang paling besar dengan setiap tahunya. Terbukti di tahun 2015 mencapai mencapai 12,59%, hal ini disupport dengan adanya area luas lahan sektor pertanian di wilayah Kabupaten Sleman dengan luas ha, yang mana di dalamnya juga area atau wilayah perikanan dengan luas area seluas 874,85 ha atau jika diprosentasikan mencapai 3,9%. Tingginya potensi dalam bidang perikanan di wilayah Kabupaten Sleman ternyata juga dapat diamati dari pertumbuhan bibit ikan yang didapatkan yaitu sebanyak benih pada tahun 2015, yang akhirnya Kabupaten Sleman bisa memberikan atau penyumbang dari keperluan bibit ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sejumlah 55% sebagai angka konsumsi kebutuhan ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta Irawan, 2003. Pengembangan budidaya mina padi memiliki prospek yang menjanjikan bagi kesejahteraan petani dan sistem ketahanan pangan. Sistem budidaya mina padi di Kabupaten Sleman ini sebagai respon untuk menangani luas dari lahan yang semakin menyusut dengan permintaan keperluan beras dan juga ikan yang setiap tahun semakin meningkat Lantarsih, 2012. Pengenalan inovasi budidaya mina padi mulai gencar dikenalkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Sleman kepada seluruh petani yang ada di area Kabupaten Sleman melalui gabungan kelompok tani yang ada di wilayah Kabupaten Sleman. Guna merespon inovasi pengembangan budidaya pertanian tersebut, masyarakat petani di wilayah Kabupaten Sleman sangat antusias terhadap penerapan metode mina padi. Ditinjau dari ilmu ekologi, sistem teknologi pertanian mina padi memberikan kemampuan untuk memebrikan impack produktivitas lahan pertanian dan juga dapat berfaedah secara sisi ekologis, ekonomi dan sosial S Lestari dan Bambang, 2018. Secara ekologis sistem budidaya mina padi ini sangat ramah lingkungan, dan juga sangat memberikan efek positif bagi lingkungan. Sistem mina padi secara tidak langsung memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan tanaman padi dan juga perkembangan ikan yang hidup di dalamnya. Kotoran ikan nantinya akan menjadi pupuk yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi, sehingga produksi padi mampu meningkat secara signifikan. Ditinjau dari aspek sosial, sistem mina padi memberikan peluang nbagi masyarakat agar mereka mampu bertani secara produktif sehingga penghasilan secara ekonomipun juga akan meningkat. Selain itu, dari aspek ekonomi sistem mina padi dapat meningkatkan taraf hidup ekonomi guna mendukung ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Sleman. Oleh karena itu teknologi sistem budidaya mina padi menjdi alternatif dan terobosan baru untuk mewujudkan swasembada pangan dan ketahanan pangan. B. Studi Terdahulu Abuasir dkk 2004 dengan judul penelitian "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Usaha Tani Mina Padi di Desa Pujo Rahayu Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu" menjelaskan bahwa Penelitian telah dilakukan di Desa Pujo Rahayu Ogan Komering Ulu, pada bulan Februari sampai Maret 2003. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh tingkat intern dan faktor eksternal adopsi "Mina sistem pertanian padi, tujuan kedua penelitian ini adalah memperhitungkan pendapatan selisih antara pertanian itu menggunakan adopsi sistem pertanian "Mina padi" dengan pertanian yang tidak menggunakan adopsi sistem "Mina padi". Sampel terdiri dari dua jenis, yaitu pertanian yang tidak menggunakan sistem pertanian "Mina Padi" dan pertanian yang menggunakan sistem pertanian "Mina Padi". Hasilnya dengan menggunakan pengaruh internasional Chi Quadrate terhadap adopsi Pertanian "Mina padi" hanya bertani petani korelasional, dengan derajat korelasi 0,34 korelasinya adalah tak berdaya. Faktor eksternal yang dipengaruhi adalah kompatibilitas inovasi, triabilitas inovasi, dan inovasi diamati. Pendapatan rata-rata pelanggan adalah Rp sekali hektar setiap periode tanam Jenis pertama dan kedua adalah Rp satu hektar untuk masa tanam. Setelah diperiksa dengan menggunakan Ujian median diketahui bahwa pendapatan rata-rata jenis pertama lebih besar daripada pendapatan rata-rata jenis kedua. Berdasarkan riset oleh Babihoe dkk 2015 dengan judul penelitian "Kajian Teknologi Mina Padi di Rawa Lebak di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi" menjelaskan bahwa Mina padi sebagai sebuah teknologi sektor pertanian yang mengintegrasikan antara pengembangan ikan dengan penanaman padi. Sistem seperti ini memiliki banyak manfaat keuntunga yakni petani akan memperoleh pemasukan tambahan dari pemanenan ikan tanpa menganeksasi pemasukan dari pemanenan padi, meningkatkan hasil tanaman padi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan produktifitas lahan, tanaman padi akan bisa lebih terkendali dan memberikan keperluan protein dan hewani. Pengujian dilakukan dengan hampiran penatatakelolaan tanaman terpadu PTT padi rawa lebak. Pengujian dilakukan di daerah Desa Rantau Kapas Tuo yang terletak di Kecamatan Muaro Tembesi tepatnya di Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi pada bulan April hingga bulan Agustus 2012. Pengujian ini bermaksud agar memahami intensitas pertumbuhan dari produktifitas antara tanaman padi dan ikan melalui proses pengembangan teknologi tani mina padi. Pengujian dilakukan dengan luas area pertanian sebanyah dua hektar dan mengimplementasikan beberapa unsur teknologi yang meliputi pemilahan bibit ikan, persemaian bibit, penyediaan lahan, penciptaan parit untuk penyemaian tanaman padi, penebaran benih ikan, pemberian pupuk, peregulasian air, pengomposan pupuk, penyiangan tanaman liar yang mengganggu, perawatan dan pengontrolan ikan, pengontrolan hama patologi dan panen. Varietas unggul baru VUB jenis tanaman padi yang dimanfaatkan yakni adalah Inpara no 3 dan bibit ikan yang dipakai atau dibutuhkan adalah ikan jenis nila. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa produksi tanaman padi sebanyak 6,85 ton/ha GKP dan survival rate keberlangsungan tahan hidup ikan sebesar 75%. Pengujian ini membuktikan ketika menggunakan teknologi budidaya dengan penggunaan metode PPT padi penghasilan yang didapatkan sejumlah Rp B/C Ratio 1,1 dan juga non PTT mendapatkan pendapatan bekisar Rp B/C Ratio 0,4. Sistem teknologi pertanian budidaya sistem mina padi merupakan sistem pertanian yang memberikan keuntungan yang lebih, dan hal ini diperkuat dengan riset oleh Handayani 2017 dengan judul penelitian "Pengembangan Usaha Tani dengan Sistem Jajar Legowo di Desa Margodadi Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman" produktivitas lahan digunakan untuk mengukur tingkat kelayakan usahatani mina padi dengan membandingkan nilai produktivitas lahan dengan biaya sewa lahan yang berlaku di tempat penelitian. Apabila produktivitas lahan lebih tinggi dari biaya sewa lahan, maka usahatani layak untuk diusahakan. Apabila produktivitas lahan lebih rendah dari biaya sewa lahan maka usahatani tersebut tidak layak untuk dijalankan. Cara mencari produktivitas lahan yaitu pendapatan dikurangi biaya bunga modal sendiri, dikurangi biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK dan dibagikan dengan luas lahan usahatani mina padi. Produktivitas pada luas lahan sebesar Rp. dengan biaya sewa lahan yang disepakati di Desa Margodadi sebesar Rp tiap tahunya, yang berarti areal lahan yang dipergunakan untuk pengembangan mina padi mendapatkan penghasilan Rp lebih banyak dibandingkan ongkos dari sewa lahan, sehingga usahatani mina padi patut agar bisa digaungkan karena benar bebnar menjadi terobosan baru dalam bidang pengemmbangak produktifitas pertanian. Pengejawantahan sistem teknologi baru pertanian ini dapat dipahami oleh temuan Winahyu 2017 dengan judul penelitian "Implementasi Program Mina Padi Dalam meningkatkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Tahun 2016-2017" menjelaskan bahwa implementasi program mina padi dapat meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman tahun 2016-2017 dengan adanya penenuhan ketersediaan dan cadangan pangan, akses dan distribusi pangan, serta keanekaragaman konsumsi dan keamanan pangan. Meskipun demikian, implementasi program mina padi tidak mempengaruhi secara keseluruhan ketahanan pangan di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, perlu langkah konkret agar implementasi sistem teknologi pertanian mina padi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketahan pangan di Kabupaten Sleman, lebih-lebih bisa mewujudkan ketahanan pangan di tingkat nasional. Teknologi pertanian ini memiliki peluang yang sangat besar mengingat tantangan sektor pertanian yang semakin kedepan semakin besar, sehingga perlu langkah-langkah dan strategi yang jitu ditengah hambatan yang semakin menjurang tajam. Sektor pertanian yang saat ini tidak banyak dilirik oleh masyarakat petani juga menjadi tantangan tersendiri, lebih-lebih asumsi di tengah masyarakat sudah terbangun asumsi bahwa pertanian adalah sektor yang melelahkan tidak sebanding dengan hasil yang diharapkan. Temuan dari Mar'I dkk 2017 dengan judul penelitian "Analisa Usaha Kegiatan Budidaya Mina Padi pada Kelompok Mina Padi Makmur dan Kelompok Mina Murakabi di Kabupaten Sleman" menjelaskan bahwa mina padi sebagai terobosan baru dalam sektor pertanian secara terintegrasi dengan maksud untuk menambah tingkat penghasilan petani, kesejahteraan petani, kesuburan area pertanian, dan mampu menciptakan ketahanan pangan dalam sebuah wilayah. Analisa usaha yaitu sebuah metode agar kita mengenali laba dan ruginya dalam sebuah sistem usaha tani. Riset ini dilaksanakan pada anggal 29 Maret 2016-16 April tahun 2016. Cara yang dipakai yakni metode kualitatif agar dari riset ini bisa memahami lebih jauh terhadap aspek bagaimana cara budidaya mina padi, aspek pemasaranya, dan tata kelola keuanganya. Hasil yang diperoleh dari riset ini yaitu aspek sistem daripada pengembangan budidaya mina dan padi kelompok pertanian Mina Makmur dan juga Mina Murakabi sudah dapat dikatakan baik seperti pengeringan lahan areal persawahan, pembajakan tanah ladang persawahan, pemberian pupuk urea. Kelompok Mina Makmur mempunyai penghasilan kisaran antara Nilai NPV kisaran Rp. IRR kisaran10%-20%, B/C Ratio kisaran 0,77-3,77 dan Payback Periode kisaran Kelompok Mina Murakabi mempunyai penghasilan berkisar antara Rp. Nilai NPV berkisar antara Rp. B/C Ratio berkisar antara dan Payback Periode berkisar antara 0,52-0,63. Berdasarkan hal itu, dapat dikemukakan jika proses sistem budidaya mina padi oleh Mina Makmur dan Mina Murakabi dinilai memberikan benefit dan pantas untuk dilanjutkan. Potensi yang ada dalam Mina Makmur memilki output yang bagus. Aspek teknis meliputi pemilihan lokasi, persiapan lahan, pemeliharaan kultivan budidaya, pemanenan, dan pemasaran tergolong baik. C. Metode Penelitian Paper ini disusun dengan menngunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pendekatan deskriptif dalam penelitian ini digunakan agar dapat lebih dalam untuk menarasikan fenomena dan temuan temuan di lapangan. Metode penelitian dengan teknik deskripsi adalah jenis riset yang ditujukan pada problem solving yang ada pada masa sekarang atau tendensinya diri pada pemecahan persoalan-persoalan , data-data yang didapatkan nantinya dikumpulkan, lalu disusun, an dijelaskan, dan kemudian dapat dianalisis Imam Gunawan, 2013. Metode penelitian pendekatan kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang didasarkan pada filsafat postpositivisme, yang dilakukan agar di dalam meneliti pada keadaan objek alamiah, sebagai kebalikanya adalah eksperimentasi atau percobaan di mana peneliti merupakan alat kunci, teknik untuk mendapatkan data dilakukan secara triangulasi atau campuran, analisis dari data yang didapatkan bersifat induktif atau dengan kualitatif, dan hasil dari penelitian pendekatan kualitatif lebih menandaskan arti pada generalisasi. Penelitian dengan pendekatan kualitatif mempunyai pertanda diantaranya sebagai berikut 1 data dari penelitian didapatkan diperoleh secara langsung dari penelitian lapangan, dan bukan berasal dari laboratorium atau penelitian yang dibawah pemantauan; 2 pengeksplorasian dari data dilakukan dengan cara alamiah, menggunakan teknik kunjungan pada kondisi-kondisi alamiah subyek; dan 3 untuk mendapatkan hasil baru di dalam bentik kategori responya, peneliti harus mampu mengembangkan kondisi dialogis sebagai keadaan situasi alamiah Chairi Anis, 2009. Selain itu, penelitian ini memiliki unit analisis yakni dibatasi kepada pengembangan budidaya mina padi yang dikembangkan di Kabupaten Sleman. Untuk pengumpulan data yang relevan, maka peneliti menggunakan sumber data sekunder yakni data tersebut didapatkan dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel ilmiah, berita, dan situs resmi terkait yang relevan. Data sekunder atau penunjang merupakan semua data yang didapatkan oleh seseorang yang melakukan riset dengan adanya perantara, artinya data tersebut diperoleh dari orang yang tidak terlibat secara langsung tetapi mereka tahu ataupun yang terkait dengannya di dalam unit analisa yang nantinya digunakan sebagai obyek. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, pelengkap data primer serta literature yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti melalui media massa, internet, Undang-Undang serta dokumen terkait. Teknik pengumpulan datanya peneliti menggunanakan metode library riset untuk mendukung masalah yang diangkat. D. Hasil dan Pembahasan Teknologi Pertanian Mina Padi Persoalan ketahanan pangan telah menjadi sebuah isu yang hangat dibicarakan ketika berbicara mengenai pertumbuhan penduduk dalam sebuah wilayah, karena semakin meningkat jumlah penduduk maka juga harus diiringi dengan jumlah produksi pangan sebuah wilayah Rachman dan Ariani, 2002. Produksi pertanian tanaman padi khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat mengalami pengurangan atau turun yang mana pasokan hasil panen padi berdasar tahun 2013-2014 sebanyak penurunan atau minus ton. Hal ini diakibatkan oleh adanya penyusutan area pertanahan produktif pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga adanya serangan pengganggu tanaman hama wereng, tikus, burung, dan hewan lainya yang megakibatkan daerah ini mengalami penyusutan panenan Anam, 2018. Untuk produksi perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta masih tergolong cukup tinggi baik dalam budidaya air payau maupun budidaya air tawar. Tercatat dari hasil produksi perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012 sebanyak ton BPS, 2015. Di sisi lain, sektor pertanian juga mengalami permasalahan yang serius yakni menurunya jumlah lahan produktif pertani, tetapi di saat yang sama juga harus mampu mewujudkan kondisi ketahanan pangan. FAO Food Agricultur Organization mengutarakan jika pengembangan mina padi yang telah diidentifikasi dan diperkenalkan di negara Indonesia, FAO menilai dapat berhasil dikembangkan dengan baik. Salah satu wilayah yang dinilai cukup berhasil dalam menerapkan sistem pengembangan mina padi adalah Kabupaten Sleman Yogyakarta. Lebih-lebih mengingat Kabupaten Sleman sebagai pusat lumbung padi Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kini sistem mina padi sudah tersebar di 17 Kecamatan di Kabupaten Sleman. Kurniawan F, 2017. Oleh karena itu dorongan institusi petani mina padi dengan melakukan kolaborasi dengan Non-Government Organizations NGOs sangatlah penting agar keberhasilan dan dalam mewujudkan swasembada bidang pertanian secara masif dan konstan dapat diwujudkan Ramdani Rizal, Purnomo Eko Priyo, 2018. Mina Padi Kabupaten Sleman memiliki sumbangsih yang besar dalam meningkatkan jumlah pasokan beras, mempengaruhi naiknya income atau penghasilan petani dan yang paling penting adalah adanya perbaikan nutrisi di masyarakat Kabupaten Sleman. Penerapan pilot project atau ladang sawah partanian percontohan telah mampu teruji dapat meningkatkan hasil produksi padi dengan rerata hasil produksi panen padi sebanyak 6,5 ton/ha pada sebelum penggunaan sistem mina padi dan meningkat menjadi 9,3 ton/ha sesudah menerapkan sistem mina padi dalam pengembanganya Ittaqillah, 2018. Selain itu juga secara konkret mampu meningkatkan penghasilan petani di kabupaten Sleman dengan memanen ikan atau mina yang dapat diperoleh masing-masing tiap hektar khususnya dalam satu musim dapat menyentuh sebesar 42 juta. Merujuk dari data Badan Pusat Statistik tahun 2014 mengemukakan jika wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta hanya mengonsumsi ikan sebesar 19,79 kg/kapita/tahun. Hal ini menunjukkan jika Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah yang sangat rendah di dalam mengonsumsi ikan jika dikomparasikan dengan daerah-daerah lain yang mampu mengkonsumsi ikan sebesar 37 kg/kapita/tahun. Melalui sistem pengembangan budidaya mina padi di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman diharapkan bisa menjadi pemicu untuk bisa meningkatkan konsumsi ikan dan mampu mencukupi kebutuhan nutrisi masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Sleman sebagai tumpuanya dan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang saat ini belum mampu menyentuh 20 kg/kapita/tahun Suyatno, 2018. Di samping itu, penggunaan konsep budidaya mina padi di Yogyakarta dengan menggunakan hampiran konsep ekosistem dengan tidak memakai obat-obatan kimia atau pestisida yang intinya sangat ramah lingkungan dan akhirnya bisa menciptakan keberlangsungan lahan produktif pertanian di daerah Istimewa Yogyakarta. Namun keberhasilan progam ini mendapat beberapa kendala yang saat ini tengah dihadapi oleh petani pengadopsi teknologi mina padi di Desa Margodadi dan Margoluwih Kecamatan Seyegan. Pada tahun 2016, terjadi penurunan luas lahan mina padi yang awalnya 25 Ha menjadi 12 Ha yang secara langsung juga menurunkan pendapatan petani. Artinya terjadi penurunan atau diskontinuitas petani yang mengadopsi teknologi mina padi tersebut. Keunggulan Sistem Teknologi Pertanian Mina Padi Kelebihan pengembangan sistem budidaya pertanian mina padi jika dikomparasikan dengan sistem monokultur dapat ditinjau dari 3 aspek, yang meliputi aspek ekologi, aspek sosial, dan aspek ekonomi Cahyaningrum, W., Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014. Untuk memahami kelebihan dari berbagai aspek yang telah diutarakan di atas maka dapat dipahami menggunakan penjelasan sebagai berikut ini. Ditinjau dari sisi ekologi, sistem pengembangan budidaya mina padi bisa menambah produktivitas lahan pertanian dan memberikan faedah secara sosial, secara ekonomi, dan ekologi. Dipahami jika korelasi antara unsur abiotik dan unsur biotik memiliki peranan yang sangat vital di dalam produk akhir dari siklus rantai makanan dalam sebuah ekosistem. Unsur abiotik dan unsur biotik dalam pengembangan budidaya sistem minapadi terdiri berbagai bagian seperti invertebrata atau pengganggu, ada gulma, dan tanaman-tanaman mikro, sedangkan unsur abiotik terdiri atas sinar matahari, unsur tanah, ada air, dan juga ada nutrisi Davis & Stretton, 1995 . Pengembangan sistem mina padi ada sebuah pola dan korelasi hubungan yang saling menguntungkan dari ekosistem tanaman padi, mina, dan air juga tanah yang mana semuanya mampu membuat sebuah keseimbangan sistem ekologi secara natural. Selain itu, dalam pola yang alami sistem ekosistem tersebut mampu meningkatkan perbaikan dan keseimbangan dari sistem ekologi pasalnya kotoran ikan sebagai pupuk tanaman padi dan hama yang ada dapat sebagai makanan mina Cahyaningrum, W., Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014. Konsep budidaya mina padi mina kakan memakan seluruh tanaman-tanaman kecil yang tumbuh disekitar budidaya padi, yang akhirnya terbentuk kompetisi antara tanaman padi dan tumbuhan-tumbuhan mikro dalam menyerap unsur nutrisi bisa diminimalisir, mina tidak sekedar memakan itumbuhan-tumbuhan mikro yang tumbuh disekitar budidaya saja, tetapi mina akan memakan hewan-hewan mikro yang itu menjadi pengganggu tanaman padi Bobihoe & Asni, 2015. Adanya kondisi tersebut membuat pengurangan hama yang ada dan juga mengurangi patologi-patologi tanaman padi yang timbul. Perilaku mina juga kotoranya yang dihasilkan juga menjadi manfaat yang sangat vital bagi perkembagan tanaman padi, karena kotoran ikan bisa meningkatkan tingkat kesuburan tanah sehingga itu dimungkinkan untuk menghindari pupuk kimia atau pestisida dalam mengembangkan budidaya mina padi dan akhirnya budidaya ini benar-benar sistem teknologi pertanian yang ramah lingkungan. Selain itu gerak-gerik ikan yang biasanya membolak-balikkan tanah juga bisa mewujudkan perbaikan fungsi sistem tanah. Karakteristik mina dan kotoran ikan juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah. FAO, 2016. Ditinjau dari sudut sosial, FAO, 2016 mengemukakan secara detail bahwa dengan dibuatnya sistem teknologi pertanian sistem mina padi maka akan menjadikan sektor pertanian menjadi lebih ada sesuatunya dan menarik lebih-lebih pada generasi muda yang memang saat ini sangat rendah minatnya dalam sektor pertanian. Selain itu juga bisa meminimalisir tingkat urbanisasi yang tinggi pasalnya generasi muda memiliki kesempatan yang besar untuk menonjolkan daerahnya dengan terlibat langsung disektor pertanian dan nantinya akan mengurangi kertergantungan jika hanya wilayah kota yang memiliki banyak lowongan pekerjaan. Adanya konsep ini akan memunculkan pemikiran baru jika desa juga sebenarnya memiliki lowongan pekerjaan yang menjanjikan, misalnya yang terjadi di Kabupaten Sleman. Di Sleman sistem pengembangan mina padi didesaign dengan konsep ekowisata oleh kaum millenial di pedukuhan Cibuk Kidul, Kelurahan Margoluwih, yang berada di Kecamatan Seyegan Dinas Pariwisata Kab. Sleman, 2017. Hal ini menjadikan peluang yang sangat besar dalam pengembangan teknologi sistem pertanian mina padi di Sleman dalam pengelolaanya dapat diperlukan agar wisatawan dapat datang dan mereka bisa berlama-lama wisata di Sleman dan tinggal lebih lama dan juga bagaimana pendatang ataupun wisatawan manca atau domestik bisa membelanjakan uang yang sebesar-besarnya di ekowisata mina padi Saputra, 2019. Di samping itu, diadakanya edukasi generasi millenial sungguh mengalami peningkatan yang signifikan disektor pertanian dan sektor perikanan. Pengembangan sistem mina padi di Sleman telah membuat kondisi perekonomian keluarga menjadi lebih baik, karena seluruh anggota keluarga dilibatkan pengelolaan sistem mina padi. Seluruh anggota keluarga mendapat ilmu baru dalam sistem teknologi pertanian mina padi karena bisa meningkatkan produktivitas padi secara alami tanpa menggunakan pestisida atau obat-obatan kimia dalam sistem cocok tanam pertanian mina padi Bobihoe & Asni, 2015 . Di sisi lain, jika disudut dari sudut pandang ekonomi, kelebihan sistem teknologi mina padi menjadi pilihan yang sangat tepat sebagai diversifikasi disebabkan sistem ini merupakan teknologi pertanian yang sangat hemat lebih-lebih dalam pemakaian ongkos untuk pemakaian pupuk dan obat-obatan. Sebanding dengan riset yang dilakukan oleh Nurhayati et al., 2016 sistem teknologi pertanian mina padi bisa menekan hama pengganggu tanaman padi, mengurangi tumbuhnya rumput-rumput mikro, dan nantinya bisa mengurangi ongkos biaya khususnya dalam sistem teknologi pertanian mina padi. Adanya pengefisienan ongkos baik dari pembalikan tanah, proses pengomposan atau pemupukan, pengirigasian, pemberian makan mina, dan seluruh perawatan mina padi maka hal tersebut berdampak pada menambahnya penghasilan petani . Budidaya sistem mina padi setidaknya memiliki tiga keberhasilan. Beberapa keberhasilan yang diperoleh misalnya para petani sistem teknologi mina padi nantinya bisa meningkatkan penghasilan beras yang akan dipanen, menambahnya penghasilan dan akan terjadi perbaikan gizi dan nutrisi di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini 2017. Melalui penerapan sawah ladang pilot project akhirnya teruji secara nyata jika adanya pilot project sistem teknologi budidaya mina padi di Kabupaten Sleman bisa menyumbang pendapat panenan tanaman padi dengan hasil yang cukup memuaskan. Menurut Laporan Tahunan POPD 2016 Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, indikator kinerja untuk program mina padi tertuang dalam bentuk kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan. Kegiatan untuk program mina padi di Kabupaten Sleman sendiri berupa pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan yang memiliki masukan input berupa dana. Masukan sendiri merupakan segala jenis sumber daya yang memberikan kontribusi untuk pelaksanaan suatu program. Untuk sumber dana kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan merencanakan target pengeluaran yakni sebesar Rp dengan realisasi sebesar Rp atau pencapaian rencana tingkat capaian sebesar 99,00. Sumber dana dari masukan ini kemudian menjadi sumber adanya keluaran output yakni merupakan sesuatu yang dihasilkan dari suatu pelaksanaan atau penerapan program yang telah direncanakan. Dari pengukuran keluaran output, suatu program yang dijalankan dan telah terpenuhi dapat diketahui keberhasilan dan kesesuaiannya dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Winahyu, 2017. Keluaran output dari indikator kinerja kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan yakni dengan pengadaan demfarm mina padi kolam dalam. Demfarm sendiri adalah singkatan dari demonstrasi farming, yakni metode percontohan dengan belajar melalui bekerja dan belajar dengan melihat serta pemberdayaan petani padi agar petani dapat mengolah potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi Pemkab Sleman, 2018. Demfarm ini dilakukan pemerintah Kabupaten Sleman dengan cara bekerja sama dengan kelompokkelompok tani yang tergabung dalam suatu gabungan kelompok tani yang ada di Kabupaten Sleman. Untuk rencana atau target dari pengadaan demfarm ini adalah sebanyak 6 unit dan untuk realisasinya adalah sebanyak 6 unit dengan capaian kinerja yakni 100% Cahyaningrum, W., Widiatmaka. & Soewardi, K., 2014. Selanjutnya, dari adanya keluaran kegiatan pelatihan dan pembinaan teknologi perikanan dengan demfarm, maka hasil yang dicapai outcomes dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pembudidaya ikan dalam budidaya mina padi kolam dalam. Sehingga para petani dapat mengimplementasikan program mina padi dengan baik. Kedua adalah meningkatnya hasil produksi padi dan produksi ikan di Kabupaten Sleman. Bertanam padi dengan menggunakan sistem usahatani mina padi dapat meningkatkan produksi padi dan ikan karena terjadinya simbiosis mutualisme dari ikan dan padi Feriyanto, Nur dan Maharika, 2014. Ikan yang dibudidayakan di sawah mina padi dapat memakan gulma yang muncul sehingga padi dapat tumbuh dengan baik. Ikan juga dapat tumbuh dengan baik karena adanya pakan alami yang ada di sawah sehingga ikan cepat tumbuh besar dan berkembang biak. Selain itu, meskipun lahan yang digunakan untuk menanam padi berkurang untuk membuat kolam dalam, anakan padi akan lebih banyak muncul dengan sistem mina padi dibandingkan dengan sistem bertani konvensional sehingga produksi padi dapat meningkat Saepudin, 2018. Ukuran dan tujuan dari implementasi yang ketiga adalah meningkatnya nilai gizi padi dan ikan. Padi yang dibudidayakan dengan menggunakan sistem mina padi akan berkualitas baik dan sehat karena hanya menggunakan pupuk alami yang dihasilkan oleh ikan yang dibudidayakan di sawah. Selain itu, ikan juga mendapat pakan alami dari adanya gulma yang ada di sawah sehingga menghasilkan padi dan ikan organik. E. Kesimpulan Berdasar analisis pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang pertama, konsep teknologi pertanian sistem mina padi merupakan cara baru yang cukup berhasil di Kabupaten Sleman denga segala keuntungan yang didapatkan dan diperoleh oleh petani yang mengembangkan mina padi. Oleh karena sistem pertanian ini sangat menjanjikan serta dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Selanjutnya, dari masyarakat sendiri nantinya akan terjadi perbaikan gizi dan nutrisi dengan pola konsumsi ikan yang cukup. Lalu, yang terakhir bahwa sistem teknologi pertanian mina padi menjadi solusi yang sangat bagus untuk mengatasi masalah pengurangan lahan produktif pertanian di wilayah Indonesia, yang setiap tahunya terjadi penurunan dan diharapkan sistem teknologi pertanian ini memberikan kontribusi dan mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri mengingat Indonesia sebagai negara agraris. Saran Seyogyanya sistem teknologi pertanian ini harus mampu digalakkan oleh pemerintah jika ingin mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri. Selanjutnya, bagi para pelaku wisata sistem teknologi peertanian mina padi ini dapat dikemas dan dikembangkan dengan konsep ekowisata pertanian yang bisa menghasilkan penghasilan yang lebih bagi pelaku wisata. Bagi petani, sebaiknya gencar mengadopsi sistem pertanian ini agar penghasilan petani juga meningkat baik secaara penghasilan dan secara kesehatan bagi masyarakat bisa terjadi konsumsi makan ikan yang lebih masif lagi mengingat konsumsi ikan di Yogyakarta sangat rendah jika dibandingkan dengan daerah lainya. Daftar Pustaka Anam, M. K. 2018. Sains Aku a kultur Tropis. Jurnal Sains Akuakultur Tropis 1 2017152-61, 1, 52–61. Bobihoe, J., & Asni, N. 2015. Kajian Teknologi Mina Padi di Rawa Lebak. 41, 47–56. Cahyaningrum, W., Widiatmaka., &, & Soewardi, K. 2014. Arahan Spasial Pengembangan Mina Padi Berbasis Kesesuaian Lahan dan Analisis A ’ WOT di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Spatial Directing of “ Mina Padi ” Development Based on Land Suitability and A ’ WOT Ana lysis in Cianjur Regency , West Java Province. 77–88. Chairi Anis. 2009. Landasan filsafat dan metode penelitian kualitatif. Davis, R. E., & Stretton, A. O. W. 1995. 14 - Neurotransmitters of Helminths A2 - Marr, J. Joseph. 257–287. Ekasari, F. 2018. KEPEMIMPINAN INFORMAL DALAM MEMBERDAYAKAN GABUNGAN INFORMAL LEADERSHIP IN EMPOWERING THE GROUP OF FARMERS GAPOKTAN IN. 21, 24–35. Fattah, A. N. 2016. ANALISIS KEBIJAKAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON – PERTANIAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013-2016. 20162, 113–140. Fatuchri, M. 2002. Peningkatai\ teknologi budidaya perikanan. 22, 61–66. Feriyanto, Nur dan Maharika, I. F. 2014. Diversifikasi komoditas pangan unggulan lokal berbasis agropolitan di daerah kabupaten sleman 2013, 161–170. Imam Gunawan. 2013. KUALITATIF Imam Gunawan. Irawan, bambang. 2003. Konversi lahan sawah potensi dampak, pola pemanfaatannya, dan faktor determinan. 1–19. Retrieved from Ittaqillah, E. 2018. No Title. Kurniawan F. 2017. No Title. 1–14. Lantarsih, R. 2012. Pengembangan “ Minapadi Kolam Dalam ” di Kabupaten Sleman. Nuryanti, S. 2011. Peran KelompokTani dalam Penerapan teknologi Roles of Farmers ’ Groups in Agricultural Technology Adoption. 70, 115–128. Pemkab Sleman. 2018. Kebijakan publik. Purnomo, E. P. dkk. 2018. COLLABORATIVE. Rachman dan Ariani. 2002. Ketahanan pangan konsep, pengukuran dan strategi. 201, 12–24. Ramdani Rizal, Purnomo Eko Priyo, A. R. D. P. 2018. Karet Alam Sebagai Basis Pembangunan Pedesaan dan Peningkatan Tarap Hidup Masyarakat yang Berkelanjutan Rijal Ramdani, Eko Priyo Purnomo, Retno Dewi Pramudya Ahsani. 441, 21–36. Saepudin, E. 2018. Participation of communities toward the village food independent program in bandung regency. 201, 86–94. S Lestari dan Bambang. 2018. Prosiding Seminar Nasional seri 8 “ Mewujudkan Masyarakat Madani dan Lestari ” Yogyakarta , 27 September 2018 Diseminasi Hasil-Hasil Pengabdian PKM BUDIDAYA TERPADU PADI ORGANIK BERSAMA IKAN DAN UDANG SEHAT DI DESA SUKOHARJO , NGAGLIK , SLEMAN D . I . YOG. September, 184–194. Saputra, G. . dkk. 2019. KEMITRAAN PENGELOLAAN PARIWISATA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2017. 31, 298–341. Suyatno, A. dkk. 2018. COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH THE DEVELOPMENT OF CIBUK KIDUL Negara Indonesia merupakan Negara. 1–14. H. 2017. No Title. 44–70. Widodo, S. dkk. 2017. Kelayakan usahatani mina padi di kabupaten sleman. 5November, 874–883. Winahyu. 2017. No Title. 79–145. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this research argues that natural rubber plantation can become a main priority of development process in Indonesian rural regions. Even thought by four years the price of the commodity has been impressively decreasing, it does not relate with the quality and prosperity of farmer’s daily life. Moreover, the plantation has a sustainable characteristic as the commodity is adaptive with environmental biodiversity. This argument can be a point of view to criticize the paradigm of developmentalism focusing on the economic growth and industrialization. Besides, by using the paradigm of institutionalism, as the highest population of poor families concentrated in the rural region, it also argues that the main duty of current Indonesia government is how to stabilize the rubber price in the national market and how to develop a sustainable institution of rubber farmers. Qualitative method was adopted in the research when the primary and secondary data are collected through observation, documentation, and in-deep interview. The research was conducted in Bengkalis regency, Riau Province, and Garut regency, West Java. Retno Lantarsih"Minapadi kolam dalam” is a new invention where rice farming was integrated with fish farming. The system that introduced by Dinas Pertanian of Sleman District in 2011 was expected to increase the farmer’s income. This study aims to create the development strategy of "Minapadi kolam dalam" on target group. The method of analysis that used in this study was SWOT analysis. The development strategy of “Minapadi kolam dalam" on target group is in an aggressive position that means the development is concentrated in exploiting the opportunities and Purwati SaliemMewa Arianip> English Food is the basic need for living and conducting daily activities, meanwhile food security is mandatory for productive and healthy life. The understanding of food security dimensions is important as a starting point on the respective study. The objectives of this paper are to analyze 1 The concept, 2 The measurement and indicators; and 3 The approach or strategy to achieve food security. Analysis was done by reviewing several research reports and related papers. The study shows that 1 Concept and definition of food security is changing due to intertemporal complexity of the problem; 2 Food security broad in nature, therefore relevance and various indicators is needed on its measurement; and 3 To achieve food security, food availability as well as entitlement approach need to be considered, sustainable food security, a new paradigm need to be formulated. Indonesian Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari, sedang ketahanan pangan adalah jaminan bagi manusia untuk hidup sehat dan bekerja secara produktif. Pemahaman berbagai aspek ketahanan pangan merupakan pengetahuan penting dalam mengawali jenis studi ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji 1 Konsep; 2 Pengukuran dan indikator; dan 3 pendekatan atau strategi untuk mencapai ketahanan pangan. Kajian di lakukan melalui studi pustaka dari berbagai hasil penelitian dan tulisan yang terkait dengan aspek kajian. Hasil kajian menunjukan bahwa 1 Konsep serta pengertian tentang ketahanan pangan berkembang sesuai dengan kompleksitas permasalahan dari waktu ke waktu; 2 Dimensi ketahanan pangan sangat luas sehingga di perlukan banyak indikator untuk mengukurnya; dan 3 untuk mencapai ketahanan pangan, pendekatan ketersediaan pangan dan kepemilikan perlu di pertimbangkan dan untuk ketahanan pangan berkelanjutan diperlukan suatu paradigma Conversion of wetland area into non-agricultural uses raises economic, social, and environmental problems. This phenomenon is a serious problem for food security because it is unavoidable and its impact on food production decrease is permanent, accumulative, and progressive. To control wetland conversion the government launched many regulations but this formal approach seems ineffective due to various factors. Accordingly, policies revitalization including economic and social approaches should be developed. Principally, future policy of wetland conversion should be intended 1 to reduce economic and social factors that stimulate conversion of wetland area, 2 to control the acreage, location, and type of wetland area conversed in order to minimize the negative impacts, and 3 to neutralize negative impacts through investments funded by the private companies involved in the conversion. Indonesian Konversi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian seperti kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan sarana publik dapat menimbulkan dampak negatif secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Bagi ketahanan pangan nasional, konversi lahan sawah merupakan ancaman yang serius, mengingat konversi lahan tersebut sulit dihindari sementara dampak yang ditimbulkan terhadap masalah pangan bersifat permanen, kumulatif, dan progresif. Banyak peraturan yang diterbitkan pemerintah untuk mengendalikan konversi lahan sawah tetapi pendekatan yuridis tersebut terkesan tumpul akibat berbagai faktor. Sehubungan dengan itu maka diperlukan revitalisasi kebijakan dalam mengendalikan konversi lahan melalui pengembangan pendekatan ekonomi dan pendekatan sosial. Pada intinya kebijakan pengendalian konversi lahan di masa yang akan datang perlu diarahkan untuk mencapai tiga sasaran yaitu 1 menekan intensitas faktor sosial dan ekonomi yang dapat merangsang konversi lahan sawah, 2 mengendalikan luas, Iokasi, den jenis lahan sawah yang dikonversi dalam rangka memperkecil potensi dampak negatif yang ditimbulkan, dan 3 menetralisir dampak negatif konversi lahan sawah melalui kegiatan investasi yang melibatkan dana perusahaan swasta pelaku konversi E. Davis Antony O StrettonThis chapter focuses on the chemical signals affecting the neuromuscular systems of adult parasitic helminths with emphasis on putative transmitters and modulators in the trematodes, cestodes, and nematodes. The chapter contrasts the parasitic platyhelminths and parasitic nematodes, and emphasizes on selected species as representative of each phylum trematodes Fasciola hepatica and Schistosoma mansoni; cestodes Hymenolepsis diminuta; nematodes Ascaris suum. It also presents supplementary information about the free-living nematode Caenorhabditis elegans and other parasitic helminthes. Parasitic helminths exhibit a variety of putative intercellular signaling molecules. These include classical small molecule transmitters, modulators, and neuropeptides. In many cases, there is close spatial association of cell bodies or neurites containing certain signaling molecules with muscle tissue or with motoneurons. This provides evidence that these chemicals represent putative transmitters or modulators that are involved in neuromuscular activity The establishment of neurotransmitter or neuromodulator status for a given ligand at a neuromuscular junction depends on pharmacological studies using simultaneous intracellular recordings with microelectrodes in an identified presynaptic motoneuron and a postsynaptic muscle cell. For the parasitic nematodes putative neurotransmitters and neuromodulators include acetylcholine, γ-aminobutyric acid, and glutamate neuromuscular junctions. The study of neuropeptides in nematodes has revealed the strong candidacy of the family of FMRFamide-like peptides and in particular the AF peptides, which have specific physiological Aku a kultur TropisM K AnamAnam, M. K. 2018. Sains Aku a kultur Tropis. Jurnal Sains Akuakultur Tropis 1 2017152-61, 1, filsafat dan metode penelitian kualitatifChairi AnisChairi Anis. 2009. Landasan filsafat dan metode penelitian EkasariEkasari, F. 2018. KEPEMIMPINAN INFORMAL DALAM MEMBERDAYAKAN GABUNGAN INFORMAL LEADERSHIP IN EMPOWERING THE GROUP OF FARMERS GAPOKTAN IN. 21, teknologi budidaya perikananM FatuchriFatuchri, M. 2002. Peningkatai\ teknologi budidaya perikanan. 22, 61-66.
Dalamusaha meningkatkan produksi pangan, para peneliti telah berhasil mengembangkan bibit August 18, 2020 Post a Comment Dalam usaha meningkatkan produksi pangan, para peneliti telah berhasil mengembangkan bibit unggul dengan cara hibridisasi. Ilmu pengetahuan yang mendasari adalah . A. genetika B. fisiologi C. taksonomi D. ekologi E. botani

berperanpenting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menstabilkan kondisi sosial dan kinerja ekonomi, serta berkontribusi untuk peningkatan daya saing usaha. Dalam bahwa parameter kesejahteraan di Indonesia memiliki 3 unsur dan merupakan syarat yang paling minimal dan subjektif.

Kebijakanpercepatan industrialisasi perikanan yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tahun 2012, telah berhasil menjawab tantangan itu. Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo saat membuka Final Lomba Inovator Pengembangan Produk Perikanan di Bogor, Minggu (19/10).

TABLOIDSINARTANICOM, Jakarta --- Tahun 2018 sudah berakhir, beberapa daerah pun mendapat apresiasi dan catatan penting dalam program produksi pangan. Melangkah di 2018, program prioritas lainnya siap dilakukan.
Dalamusaha meningkatkan produksi pangan, para peneliti telah berhasil mengembangkan bibit unggul dengan cara hibridasi. Cabang biologi yang mendalami cara ini adalah Genetika. Mengapa jawabannya Genetika? Pertama, membahas mengenai bibit unggul tidak terlepat dari faktor rekasaya genetika.
produksipangan terutama dimaksudkan untuk penyediaan pangan yang mempunyai arti penting dalam mempertinggi taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai maksud tersebut, peningkatan produksi pangan tidak hanya bertumpu pada pangan pokok, tetapi peningkatan produksi tanaman hortikultura khususnya sayur-sayuran dan buah-buahan ProdukMakanan Dalam Upaya Perlindungan Konsumen Bagi Umat Muslim dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pasar Simpang Nv Kabupaten Lampung Timur)”. Penjelasan yang terkandung dalam istilah judul tersebut diharapkan dapat menghulangkan kesala pahaman pembaca dalam menentukan bahan kajian selanjutnya. Adapun istilah- l6Tbs.
  • eh0pft40m7.pages.dev/878
  • eh0pft40m7.pages.dev/423
  • eh0pft40m7.pages.dev/308
  • eh0pft40m7.pages.dev/388
  • eh0pft40m7.pages.dev/168
  • eh0pft40m7.pages.dev/926
  • eh0pft40m7.pages.dev/906
  • eh0pft40m7.pages.dev/685
  • eh0pft40m7.pages.dev/143
  • eh0pft40m7.pages.dev/921
  • eh0pft40m7.pages.dev/185
  • eh0pft40m7.pages.dev/871
  • eh0pft40m7.pages.dev/889
  • eh0pft40m7.pages.dev/362
  • eh0pft40m7.pages.dev/800
  • dalam usaha meningkatkan produksi pangan para peneliti telah berhasil